TITLE: DON’T TOUCH MY GIRL
AUTHOR: WULAN
GENRE: ROMANCE, SAD, ETC
CAST: NO MIN WOO, JO SUNG MIN, JO
KWANG MIN, ETC
Semoga ceritanya bisa romance sama
sad... J
“Annyeong,
chagi...” sapa Minwoo tiba-tiba.
“Minwoo-ah...” Sungmin tersenyum
manis pada Minwoo.
Minwoo
memegang tangan Sungmin lembut dan mengecup tangannya itu. Minwoo dan Sungmin
adalah sepasang kekasih. Mereka sangat cocok. Tapi belakangan ini ada sedikit
perubahan yang terjadi pada Sungmin. Dia tidak sedekat dulu saat bersama
Minwoo. Setiap bersama Minwoo dia selalu melamun. Pikirannya berlari entah
kemana.
Kali
ini saat Minwoo dan Sungmin makan bersama di kantin. Lagi-lagi Sungmin melamun,
dia tidak mendengarkan ucapan Minwoo sejak tadi.
“Sungmin-ah... Sungmin-ah... Waeyo?”
Minwoo melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sungmin. Sayangnya, pikiran
Sungmin masih berlarian entah kemana.
“Ehm.. Eh... Waeyo oppa?” ucap
Sungmin tiba-tiba setelah tersadar di dunia nyatanya.
“Kau melamun lagi ya?” tebak
Minwoo.
“Ah, anio oppa, ada yang sedang
aku pikirkan,” sangkal Sungmin.
“Mwo?” Minwoo penasaran.
“Oppa...” Sungmin menjawabnya
sambil tersenyum manis. Hal ini membuat pipi Minwoo memerah.
“Kau ini...” Minwoo menundukkan
wajahnya.
“Ahaha, oppa, kau sungguh imut
dengan pipi memerah seperti itu,” Sungmin mencubit pipi Minwoo.
***
Sungmin
sedang tiduran di kamarnya, dia masih melamun lagi. Pikirannya kembali melayang
pada seseorang. Sosok yang kini mulai ia sukai.
“Kenapa kedua orangtuaku
menjodohkanku dengan namja tinggi itu? Kenapa kini aku mulai menyukainya?
Kenapa perasaanku pada Minwoo perlahan-lahan mulai terkikis dan tergantikan
perasaanku pada Kwangmin? Kenapa Minwoo semakin baik padaku? Kenapa aku harus
merasakan masa serumit ini?” ucap Sungmin pada dirinya sendiri.
Saat
itu, orangtua Kwangmin bersama dengan Kwangmin mengunjungi rumah Sungmin. Kedua
orangtua dari mereka membicarakan sesuatu yang sangat jelas membuat Sungmin
terkejut. Dia harus bertunangan dengan Kwangmin setelah lulus nanti. Kwangmin
memang namja baik. Sifatnya juga tidak jauh berbeda dengan Minwoo. Pada awalnya
Sungmin sangat membenci Kwangmin, tapi perlahan dia mulai menyukainya.
“Ah! Kenapa hidupku harus
serumit ini?! Bagaimana aku bisa menolak Kwangmin? Aku tidak mau membuat kedua
orangtuaku sedih. Bagaimana dengan Minwoo? Jika aku mengatakan padanya bahwa
aku akan bertunangan dengan Kwangmin, dia pasti akan sangat sedih. Aku tau rasa
cintanya padaku sangat besar. Lebih baik aku tidur saja,” Sungmin mulai
memejamkan matanya dan tertidur pulas.
***
Sungmin
sadar, dia tidak bisa menyembunyikan semua ini dari Minwoo. Dia akan mengatakan
hal yang sebenarnya pada Minwoo.
“Semoga Minwoo tidak membenciku
setelah aku mengatakan hal yang sebenarnya ini,” batin Sungmin.
Tampak
Minwoo yang sedang akan masuk ke mobilnya. Sungmin segera berlari
menghampirinya di parkiran mobil.
“Oppa! Wait!” teriak Sungmin
dari kejauhan.
Minwoo
membalikkan tubuhnya dan melihat sosok yeoja cantik yang sedang mengejarnya
sambl berlari. Sungmin berhenti tepat di depan Minwoo dengan nafas
terengah-engah.
“Waeyo, chagiya?” tanya Minwoo
sambil tersenyum sangat manis.
“Oppa...” Sungmin menitikkan air
matanya.
“Kau menangis? Wae?” Minwoo
kebingungan karena tiba-tiba Sungmin menangis tanpa sebab.
“Mianhae oppa... Jeongmall
mianhae...” tangisan Sungmin semakin menjadi-jadi. Minwoo segera memeluk tubuh
mungil Sungmin. Membiarkan Sungmin menangis di dalam pelukannya.
“Oppa... Hubungan kita cukup
sampai di sini saja. Mianhae. Aku benar-benar tidak bisa melanjutkannya.
Jeongmall mianhae oppa...” ucap Sungmin sambil menangis dan melepaskan pelukan
Minwoo. Sungmin segera pergi meninggalkan Minwoo sendiri.
Senyuman
Minwoo perlahan mulai menghilang dari wajahnya. Dia berjalan dengan langkah
gontai menuju ke mobilnya. Dia
mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum. Saat mobil yang dikendarainya
menyalip mobil yang ada di depannya, dia tidak melihat jika di depannya ada
truk. Minwoo langsung membanting setir. Nasib buruk menimpa Minwoo. Mobilnya
menabrak pohon yang ada di pinggir jalan raya itu. Banyak orang berkerumun di
sekitar mobilnya. Tubuh Minwoo penuh dengan darah yang terus mengucur. Tim
medis segera membawanya menuju ke rumah sakit.
***
Sungmin
masih mengingat kejadian tadi, Kwangmin yang ada di sebelahnya penasaran dengan
apa yang dipikirkan calon tunangannya itu.
“Apa yang sedang kau pikirkan,
chagia?” tanya Kwangmin sambil menatap Sungmin penuh arti.
“Anio, aku hanya sedang merasa
bersalah pada seseorang. Aku melakukan sesuatu yang pasti melukai perasaannya.
Aku benar-benar tidak bisa memaafkan diriku sendiri,” Sungmin menangis lagi.
Kwangmin
mulai memeluk Sungmin. Tanpa mereka berdua sadari, Jeongmin yang juga sahabat
baik Minwoo selain Sungmin melihat mereka. Dia benar-benar kaget melihat
peristiwa itu.
“Sungmin-ah... Kenapa dia
berpelukan dengan namja lain? Bukankah dia masih berstatus sebagai
yeojachingunya Minwoo? Aku harus memberitahukannya pada Minwoo,” ucap Jeongmin
lalu pergi.
***
Minwoo
sudah lumayan baikan. Walaupun dia masih harus menginap beberapa hari di rumah
sakit. Pikirannya terus melayang pada Sungmin. Dia mengingat beberapa kisah
saat bersama dengan Sungmin.
“Sungmin-ah... Kenapa kau tega
pergi begitu saja? Meninggalkanku tanpa sebuah alasan...” ucap Minwoo pada
dirinya sendiri.
Saat
itu, saat liburan Minwoo mengajak Sungmin berjalan-jalan ke taman yang sangat
luas. Taman itu sepi karena sudah disewa Minwoo untuk berduaan dengan Sungmin. Canda
tawa di antara mereka berdua membuat suasana taman menjadi semakin romantis.
Saat hari sudah mau gelap, Minwoo memasangkan sebuah cincin yang sangat indah
di jari manis Sungmin. Sungmin mengecup pipi Minwoo. Pipi Minwoo mulai memerah.
“Minwoo-ah!” panggil seseorang,
yang ternyata dia Jeongmin.
“Jeongmin-ah! Kau tau aku di
sini?” tanya Minwoo.
“Ne. Saat aku ke rumahmu,
pesuruhmu mengatakan kalo kau ada di sini,” jawab Jeongmin.
“Oh,” Minwoo kembali terdiam.
“Minwoo-ah, waeyo?” tanya
Jeongmin.
“Ah, anio,” jawab Minwoo sambil
tersenyum.
“Minwoo-ah, aku membawa berita
buruk untukmu.”
“Mwo?”
“Ini tentang Sungmin-ah.”
“Ada apa dengannya?” Minwoo
penasaran.
“Aku kemarin melihatnya
berpelukan dengan namja lain. Mianhae kalo berita ini merusak moodmu,” ucap
Jeongmin sambil tertunduk.
“Mwo?!” Minwoo membelalakkan
matanya seakan dia tak percaya apa yang dia dengar barusan.
“Setelah putus denganku kau
bersama namja lain?! Kau tega sekali padaku! Apa kau tidak pernah berpikir
bahwa aku lah namja yang sangat mencintaimu! Kenapa kau malah seperti itu!
Meninggalkanku demi namja lain!” batin Minwoo.
Hati
Minwoo saat ini benar-benar hancur. Dia tidak bisa menerima perlakuan Sungmin
yang tega memutuskannya demi namja lain. Sungmin sendiri belum memberitahukan
apa yang terjadi sebenarnya pada Minwoo.
Minwoo
kembali teringat pada masa lalunya. Saat itu, saat Minwoo sedang marah dengan
orangtuanya yang memperlakukannya sesukanya sendiri. Saat dia beradu dengan
ring basket dan menembakkan bola hingga masuk ke ring dengan tepat dan keras.
Sungmin lah yeoja baik yang saat bola itu tidak masuk ke ring dan malah mental,
dia yang menangkapnya.
‘Seharusnya kau lebih pelan dan
berperasaan saat menembakkan bola ini,’ ucap Sungmin saat itu sambil berjalan
mendekati Minwoo dan melemparkan bola itu ke ring, daan, masuk.
‘Nugu? Apa aku mengenalmu?’
tanya Minwoo heran.
‘Anio,’ jawab Sungmin.
‘Kenapa kau sok akrab denganku?’
‘Wae? Apa itu tidak boleh?’
tanya Sungmin yang masih asyik bermain dengan bola basketnya itu.
‘Ya! Aku juga bisa seperti yang
kau bilang tadi,’ Minwoo mengalihkan pembicaraan.
‘Hm. Bagaimana jika kita
bersaing memperoleh angka untuk pertandingan basket 1 lawan 1?’ tantang
Sungmin.
‘Kau dan aku?’
‘Ne. Jika aku yang menang, kau
harus menjadi sahabatku. Ottoke?’ Sungmin tersenyum pada Minwoo, yang saat itu
berhasil membuat hati Minwoo lumer.
‘Baiklah.’
Saat
Minwoo dan Sungmin bertanding basket semua murid melihat pertandingan yang
sangat menegangkan itu. Bagaimana tidak? Seorang Minwoo, sang bintang basket
sekolah melawan yeoja yang keras kepala seperti Sungmin. Tapi, Sungmin lah yang
menang. Semua murid merasa heran dengan hal itu. Bagaimana bisa seorang murid
yang biasanya sangat malas ikut olahraga bisa mengalahkan sang bintang basket
sekolah? Sungguh ajaib.
“Anio! Aku harus merebut Sungmin
kembali dari namja itu! Jeongmin-ah dimana mereka sekarang?” ucap Minwoo
setelah sadar dari lamunannya.
“Menurut asistenku, mereka
sedang makan bersama di restaurant yang ada di pinggir taman milikmu,” kata
Jeongmin.
Minwoo
segera melepaskan infus yang tertanam di tangannya. Walaupun dia masih sulit
untuk berjalan, dia tetap berusaha lari. Jeongmin ikut mengejarnya. Setelah
sampai di parkiran rumah sakit, Jeongmin mengambil mobilnya dan pergi bersama
Minwoo ke restauran yang dimaksud Jeongmin.
Beberapa
saat kemudian, Jeongmin dan Minwoo sudah sampai di restauran itu. Benar saja,
di sana sudah ada Sungmin dan namja lain, Kwangmin. Tanpa menunggu lama, Minwoo
segera berlari dengan kesusahan karena kakinya kurang sehat untuk berjalan.
“Sungmin-ah!” teriak Minwoo.
“Oppa..” Sungmin membalikkan
tubuhnya dan melihat Minwoo mendekat.
“Siapa dia?” tanya Kwangmin.
“Siapa aku?! Hah! Aku adalah
namjachingunya! Jangan dekati dia lagi! Atau aku akan menghancurkan hidupmu!”
bentak Minwoo.
“Namjachingumu? Jinjja?” tanya
Kwangmin.
“Ne, oppa.”
“Tapi kan kau akan bertunangan
denganku,” ucap Kwangmin.
“Oppa, sebenarnya, aku tidak
mencintaimu selama ini. Aku terpaksa melakukan ini karena keinginan kedua
orangtuaku,” Sungmin kembali menangis.
“Jadi kau...” ucapan Kwangmin
terputus. Kwangmin tidak bisa menahan dirinya, dia langsung pergi dari tempat
itu.
“Oppa!” panggil Sungmin.
Kwangmin
tidak mendengar panggilan Sungmin. Dia langsung pergi mengendarai mobilnya
dengan cepat. Minwoo perlahan berjalan mendekati Sungmin walaupun dengan
tertatih.
“Sungmin-ah...” ucap Minwoo
sambil memegang kedua bahu Sungmin.
“Wae oppa?” tanya Sungmin.
“Aku tidak akan pernah
melepaskanmu untuk namja lain selain diriku. Kau harus tau itu,” Minwoo
langsung menarik tubuh Sungmin dan memeluknya erat.
“Mianhae oppa,” ucap Sungmin.
Mereka
berpelukan semakin erat. Jeongmin ikut senang atas kebahagiaan kedua sahabatnya
itu. Dia menatap mereka dari jauh sambil tersenyum senang.
***
Kwangmin
sadar, dia tidak bisa merebut Sungmin dari Minwoo. Dia berusaha untuk
memutuskan pertunangan yang akan terjadi di antaranya dan Sungmin. Dia tau,
jika ia bertunangan dengannya Sungmin akan sangat terpukul. Maka dari itu
Kwangmin berbicara kepada kedua orangtuanya untuk membatalkan acara itu.
“Mianhae, eomma, appa,” ucap
Kwangmin.
“Kau itu sudah nekat ya!”
Eommanya marah.
“Eomma, jebal, aku tidak bisa
bertunangan dengannya. Dan aku tidak mau,” mohon Kwangmin.
“Bukankah kau dulu yang bilang
kalau kau ingin memilikinya! Kenapa kau malah tidak mau?! Apa kau berniat akan
merusak nama keluarga kita!”
“Sudahlah, eomma. Kalo Kwangmin
memang tidak mau ya mau bagaimana lagi. Dibuat seperti apapun juga tidak bisa. Appa
setuju untuk membatalkan pertunangan kalian,” ucap appanya bijaksana.
“Gomawo appa. Gomawo,” Kwangmin
sampai bersujud di kaki appanya.
***
Kwangmin
meminta Sungmin dan Minwoo untuk datang ke sebuah taman. Kwangmin sudah
menunggu cukup lama. Beberapa saat
kemudian, Sungmin dan Minwoo sudah berdiri di depannya.
“Kenapa kau menyuruh kami untuk
bertemu denganmu? Jangan-jangan kau akan merebutnya dariku! Tidak akan ku
biarkan kau merebutnya!” ucap Minwoo.
“Anio, aku tidak akan
merebutnya. Sungmin-ah, aku sudah membatalkan pertunangan kita. Semoga kau
bahagia bersama dengannya,” Kwangmin tersenyum gembira.
“Bagaimana dengan eomma dan
appamu?” tanya Sungmin.
“Sudahlah. Mereka sudah mengerti
denganku. Baiklah, aku harus pergi. Semoga kalian bahagia selamanya,” Kwangmin
langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah
Kwangmin mengatakan itu, Minwoo dan Sungmin segera menuju ke pantai untuk
melihat matahari terbenam.
“Dulu sudah pernah ku katakan,
bahwa kau hanya untukku,” ucap Minwoo sambil tersenyum.
“Hm. Iya aku percaya padamu,
oppa.”
Tepat
saat matahari terbenam, Minwoo menarik tubuh Sungmin dan memeluknya dengan
sangat erat bahkan lebih erat dari biasanya. Mungkin karena dia tidak ingin
Sungmin direbut lagi oleh namja lain.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar