Jumat, 07 Desember 2012

[FANFICTION] SECRET ADMIRER


#TEASER#

Title: Secret Admirer
Genre: Romance, Sad
Author: Wulan Sari Zuno Nmw a.k.a *Sungmin*
Main Cast: Jung Ji Hyun and No Min Woo
Copyright: This FF just be mine, don't copas or re share

Aku menjadi seorang secret admirer sejak ada tetangga baru yang tinggal di sebelah rumahku persis. Dia tampan. Aku menyukainya bahkan lebih dari itu. Tapi sayang, aku tidak berani mendekatinya. Apa yang harus ku lakukan?

:::SECRET ADMIRER PART. 1:::

Hari ini ada tetangga baru, tepat di sebelah rumahku. Kata eommaku, tetangga baru itu hanya tinggal sendiri, kedua orangtuanya dan noonanya berada di Amerika. Kedua orangtuanya adalah pengusaha besar yang mempunyai cabang di beberapa negara. Sedangkan noonanya kuliah di Amerika. Tetangga baruku itu seperti apa 
ya?

Aku duduk di taman depan rumahku sambil memandangi kolam ikan. Terdengar suara derap kaki mendekatiku.

"Annyeong," sapa suara itu.

Aku segera berdiri dan memandanginya. Aku tidak pernah melihatnya. Jangan-jangan dia tetangga yang tinggal di sebelah rumahku. Tampan sekali. Aish, apa yang sedang kau pikirkan Jihyun!

"Ada apa?" tanya namja itu.
"A.. An.. Anni. Waeyo?" ucapku sedikit terbata, entah kenapa aku menjadi salting begini.
"Ige. Untukmu," ucapnya sambil memberikan cake yang terlihat lezat untukku sambil tersenyum.

Aku menerimanya. Senyumannya itu hampir saja membuatku meleleh di tempat.

"Gomawo," ucapku.
"Ah, ne. Namamu siapa?" tanyanya.
"Joneun Jung Ji Hyun imnida. Nuguseyo?"
"Jihyun, bangapseumnida. No Min Woo imnida," ia menundukkan badannya 90 derajat.
"Ne, bangapseumnida."
"Hari sudah petang. Aku pulang dulu ya," pamitnya.
"He? Ne.. Ne.. Paii paii," aku terlihat seperti orang bodoh saat ini.

Aigoo. Ada apa denganku? Kenapa jadi begini? Apa aku menyukainya? Aish, tidak mungkin.





:::SECRET ADMIRER PART.2:::

Aih, mataku. Sekarang aku terlihat seperti panda. Aigoo. Namja itu. Kenapa aku selalu memikirkannya? Juga dia masuk ke dalam mimpiku. Tapi aku lupa mimpi apa. Ah sudahlah, waktunya untuk berangkat ke sekolah.

"Eomma! Appa! Aku berangkat dulu ya!" teriakku sambil berlari keluar.

Saat aku berlari, tiba-tiba... Bruk!

Aku terjatuh dan menabrak seseorang. Di.. Dia..
"Gwaenchanayo?" dia menangkapku.
"Gwaenchana," aku segera berdiri lagi.
"Tali sepatumu belum terikat. Biar ku ikatkan," Minwoo segera berlutut di hadapanku untuk membetulkan tali sepatuku.

Pabo Jihyun! Jihyun benar-benar pabo! Bagaimana aku bisa lupa untuk mengikat tali sepatuku sendiri! Aish!

"Sudah selesai," Minwoo tersenyum ke arahku.
"Gomawo."
"Ne. Eh, seragam kita sama. Kau sekolah di Kyunghee High School?"
"Ah, ne. Kau juga?"
"Ne. Kajja kita berangkat bersama," Minwoo langsung menarik tanganku.

Deg. Jantungku seakan mau lepas dari tempatnya. Ini pertama kalinya aku rela bergandengan tangan dengan namja. Biasanya saat sahabatku mau menggandeng tanganku segera ku lepaskan.

[AUTHOR POV]

Tak berapa lama, mereka sudah sampai di sekolah. Saat Minwoo tiba. Semua mata tertuju ke arahnya. Ya, ketampanan Minwoo berhasil mengalihkan perhatian para yeoja. Jihyun segera melepaskan tangannya dan berlari meninggalkan Minwoo. Saat Minwoo ingin mengejar, tiba-tiba para yeoja sudah mengerumuninya bak seorang artis yang sedang berjalan-jalan.

Jihyun terduduk di kursinya, kedua sahabatnya segera mendekatinya. Kwangmin dan Youngmin, kembar identik itu adalah sahabat setianya sejak TK. Mereka yang paling tahu tentang pribadi Jihyun.

"Ya! Kau kenapa? Tidak biasanya seperti ini?" tanya Youngmin.
"Mwo?"
"Yang dimaksud Youngmin itu matamu. Kenapa bisa seperti panda begitu?" Kwangmin memandangi mata Jihyun lekat-lekat.
"Ah itu. Aku hanya terlalu lama belajar hingga mataku jadi seperti ini."
"Dasar," Youngmin segera kembali ke kursinya, tapi Kwangmin tidak.
"Aku tau kau berbohong. Ceritakan padaku saat jam istirahat nanti," ya, Kwangmin memang tidak mudah dibohongi.
"Aish! Baiklah," Jihyun mendengus.


:::SECRET ADMIRER PART.3:::

Selama pelajaran, fokus Jihyun kadang terpecah oleh sekelebat bayangan Minwoo. Jihyun berulang kali menggelengkan kepalanya agar fokusnya kembali pada pelajaran. Tapi tetap saja, bayangan Minwoo, terutama senyumannya yang khas selalu muncul.

Pluk! Gulungan kertas terpantul dari kepala Jihyun dan terjatuh di lantai. Jihyun buru-buru mengambilnya.

'Ada apa denganmu? S
edari tadi kau menggelengkan kepalamu'

Jihyun buru-buru membalasnya. Setelah itu melemparnya kembali ke arah Kwangmin. Ya, Kwangmin yang melemparkan kertas itu ke arah Jihyun.

'Nanti aku ceritakan. Asal kau janji tak akan beritahu siapa pun dan juga tak akan menertawakanku'

Kwangmin tersenyum membaca tulisan di kertas itu. Dia mengedipkan sebelah matanya ke arah Jihyun. Jihyun membalasnya dengan meniup poninya.

Bel istirahat sudah berbunyi. Para murid langsung keluar. Terutama yeoja. Kenapa? Karena untuk melihat Minwoo. Jihyun ingin bergabung dengan gerombolan itu, tapi ia ragu. Selain itu ia juga harus menepati janjinya untuk bercerita pada Kwangmin.

"Hyung, aku ada urusan sebentar dengan Jihyun. Kau ke kantin duluan saja," ucap Kwangmin.
"Ne, arraseo. Aku juga ada urusan dengan Donghyun hyung," Youngmin segera berlari ke arah sunbae yang sudah berdiri di depan kelas.

Tanpa aba-aba, Kwangmin langsung menggandeng tangan Jihyun. Ia berlari, Jihyun terpaksa harus mengikuti langkah panjang Kwangmin. Mereka berhenti di gudang sekolah. Ya, setiap Jihyun menceritakan rahasianya, tempat inilah yang paling aman. Tempat ini paling kedap suara, jadi tak mungkin ada yang bisa menguping pembicaraan mereka berdua. Kwangmin segera menutup pintu gudang.

"Ehm, jadi apa yang membuatmu menjadi seperti ini?" Kwangmin langsung buka suara.
"Seorang namja," jawab Jihyun singkat.
"Mwo? Siapa? Sejak kapan kau memikirkan tentang namja?" Kwangmin menahan tawanya, ia tahu perasaan Jihyun jika ditertawai.
"Minwoo. No Min Woo. Sejak kemarin. Aish, aku juga tidak tahu kenapa," ucap Jihyun sambil menggelengkan kepalanya lagi.






:::SECRET ADMIRER PART. 4:::

Jeduerr! Hati Kwangmin bagaikan tersambar petir saat Jihyun mengucapkan nama Minwoo. Padahal Kwangmin sangat berharap bahwa namja yang dimaksud Jihyun itu adalah dirinya. Jujur saja, ia juga belum pernah melihat wajah Minwoo.

"Minwoo? Siapa dia?" tanya Kwangmin dengan suara yang sedikit parau.
"Dia tetangga sebelah rumahku. Dia juga bersekolah di sini. Tapi aku tid
ak tahu dia kelas berapa dan di kelas apa," jawab Jihyun.
"Oh, geurae."
"Geurae? Kwang, kau kenapa? Tidak biasanya kau begini. Biasanya kau selalu cerewet," Jihyun menatap Kwangmin.
"Hem?"
"Kwang.. Aish sudahlah. Kajja kembali ke kelas," Jihyun langsung keluar dari gudang itu.

Kwangmin hanya terdiam di tempat. Hatinya seakan tersayat. Jihyun, dia adalah first love Kwangmin. Kwangmin sudah menyukai Jihyun sejak TK, dan itu berkembang hingga saat ini. Dulu Jihyun tak pernah memikirkan tentang namja, hal ini membuat Kwangmin bahagia. Tapi sekarang, Minwoo masuk ke dalam pikirannya.

"Kwang.." wajah Jihyun menyembul di balik pintu gudang.
"Ah ne," Kwangmin berjalan di belakang Jihyun.

Saat pulang sekolah, Minwoo sudah berdiri di depan pintu gerbang. Tentu saja untuk menunggu seorang yeoja. Yeoja itu tidak lain adalah Jung Ji Hyun. Jihyun keluar kelas diapit oleh Jo twins sang kembar identik. Entah disadari atau tidak, Jihyun tersenyum ketika melihat Minwoo berdiri di depan gerbang.

"Jihyun-ah!" Minwoo segera berjalan mendekati Jihyun dan langsung menggandeng tangannya.
"Jihyun, dia siapa?" tanya Youngmin.
"Eh? Youngmin, Kwangmin, ini Minwoo. Minwoo, ini Youngmin dan yang di sebelahnya Kwangmin," Jihyun memperkenalkan mereka.
"Ah, jadi ini yang bernama Minwoo. Ya ku akui, dia benar-benar tampan melebihi diriku," batin Kwangmin.
"Bangapseumnida," ucap Minwoo sambil membungkukkan badan.
"Ne, sunbaenim," Youngmin membungkukkan badan kemudian diikuti Kwangmin.
"Kami pulang duluan ya. Annyeong," Minwoo langsung menarik tangan Jihyun dan menjauh dari mereka berdua.

Minwoo semakin mempererat genggaman tangannya. Jihyun ingin melepaskannya, tapi sayang genggaman Minwoo sangat erat.

"Minwoo, kau kelas berapa?" tanya Jihyun.
"Aku? Aku kelas 3. Kau sendiri?"
"Mwo? Aku baru kelas 2. Mianhae aku tidak memanggilmu oppa. Aku tidak sopan."
"Gwaenchana."



:::SECRET ADMIRER PART. 5:::

Sudah ada sebulan Minwoo tinggal di sebelah rumah Jihyun. Jihyun diam-diam mengumpulkan foto-foto Minwoo. Dari saat dia sedang bermain dengan anjingnya, sedang bersepeda, dll. Dia bahkan sampai membuat cerita fiksi antara dirinya dengan Minwoo. Setiap akan tidur, Jihyun selalu membuka laptopnya, hanya karena ingin melihat senyum Minwoo.

"Kau itu sangat tampan oppa. 
Tak heran jika banyak yeoja menyukaimu. Begitu pula denganku. Tapi aku bisa apa? Aku hanya yeoja dingin dan penakut. Aku tidak mungkin bisa mendekatimu," gumam Jihyun ketika ia melihat wajah Minwoo yang sedang tersenyum di layar laptopnya.

Dret.. Dret..

Ponsel Jihyun berbunyi. Tertera di layar laptopnya sebuah nama yang familiar bagi Jihyun. Jo Kwang Min. Buru-buru Jihyun mengangkatnya.

'Yeoboseyo?' ucap Jihyun.
'Ne. Kau sedang sibuk, Jihyun-ah?'
'Anni. Waeyo?'
'Aku akan ke rumahmu. Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Kau keberatan?'
'Anni. Baiklah. Aku tunggu.'
'Ne,' Kwangmin sudah memutuskan sambungan teleponnya.

Takut ada yang mengetahui rahasianya, ia segera mematikan laptopnya dan kemudian menyimpannya di tempat yang paling aman. Ia tidak ingin laptopnya dibuka-buka oleh Lee Jeong Min, kakak sepupunya yang sangat jail. Ya, saat ini Jihyun tinggal bersama kakak sepupunya, eomma dan appanya ada urusan di Jepang selama setahun.

Jihyun menunggu di luar. Tiba-tiba seseorang mengejutkan Jihyun. Ya, dia Jeongmin.

"Ya! Kau mau kemana?" tanya Jeongmin.
"Aku juga tidak tahu. Tanya saja pada Kwangmin," jawab Jihyun sedikit ketus.
"Aish. Aku ikut ne?" pintanya.
"Mwo?! Andwe!"
"Aish, pelit sekali. Jangan-jangan kau berpacaran dengan Kwangmin. Aigoo. Akan ku beritahu eommamu."
"Mwo? Aku tidak berpacaran dengannya oppa. Aku hanya tidak suka kau ikut. Kau itu sangat cerewet. Bisa-bisa aku hanya dijadikan patung saja. Arraseo," Jihyun mendengus kesal.
"Aish. Dasar," Jeongmin kembali masuk ke dalam rumah sambil mengacak rambut Jihyun.
"Ya! Oppa!" teriak Jihyun sambil merapikan rambutnya.

Tanpa Jihyun sadari, ada sepasang mata yang dari tadi memandanginya. Mata itu milik namja tampan yang bernama Minwoo. Ternyata, diam-diam Minwoo juga menyukai Jihyun. Hanya saja ia tak pernah mengungkapkannya.

"Kau sangat manis, Jihyun-ah," gumam Minwoo.

Mata Minwoo melebar, saat ia melihat seorang namja mendatangi Jihyun. Ia tau namja itu. Dia Kwangmin. Daripada ia harus menahan sakit hatinya. Ia langsung masuk dan menghentakkan pintunya keras.
:::SECRET ADMIRER PART. 6:::

Kwangmin dan Jihyun berjalan-jalan di taman bermain. Cukup jauh dari rumah mereka. Tatapan Jihyun berhenti di depan bianglala yang sangat tinggi. Ia terus berdiri diam di depan bianglala itu. Kwangmin sudah berjalan jauh di depan Jihyun.

"Jihyun?" Kwangmin menengok ke samping, tidak ada Jihyun. Ia langsung membalikkan badannya. Jihyun sedang menatap bianglala itu. K
wangmin mendekatinya.

"Jihyun-ah? Kau ingin naik?" tanya Kwangmin.
"Eh? A.. Anni. Kajja kita jalan lagi," Jihyun langsung mengalihkan perhatiannya.
"Aku tau kau ingin naik. Kajja," Kwangmin langsung menarik tangan Jihyun.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua sudah duduk di dalam bianglala itu. Mereka duduk saling berhadapan. Mata Jihyun menatap ke bawah. Buliran air mata menetes di kedua pipinya.

"Jihyun-ah? Kau menangis?" Kwangmin langsung menarik Jihyun ke dalam pelukannya. Ia membiarkan Jihyun menangis sepuasnya di peluknya.

"Waeyo Jihyun-ah?" tanya Kwangmin.
"A.. Anni.. Hiks.. Aku hanya terlalu senang. Hiks. Ini yang aku inginkan sejak dulu. Hiks. Hiks. Dari dulu aku ingin menaiki bianglala ini. Gomawo Kwangmin-ah. Tanpa kau mungkin aku tak akan pernah merasakan ini lagi," jawab Jihyun di sela-sela tangisannya.
"Kita bisa menaiki bianglala ini lain kali kan? Sudah lah. Uljima ne?"

Ada sesuatu yang aneh pada tubuh Jihyun! Darah! Ya, darah menetes dari kedua lubang hidungnya. Jaket Kwangmin terkena ceceran darah Jihyun. Tubuh Jihyun mulai melemah. Ia pingsan.

"Jihyun-ah! Jihyun-ah! Bangunlah! Gwaenchana Jihyun-ah!" Kwangmin terus menggoyangkan tubuh lemas Jihyun.

Tak ada jawaban dari yeoja itu. Matanya tertutup rapat. Hanya ada seulas senyum di bibirnya. Darah terus mengalir dari hidungnya.

Saat bianglala itu berhenti. Kwangmin langsung membopong Jihyun. Ia segera menuju ke Seoul Hospital. Kebetulan pamannya adalah dokter di sana. Jadi Jihyun bisa mendapatkan perawatan medis dengan cepat.







:::SECRET ADMIRER PART. 7:::

Kwangmin sambil membopong tubuh lemas Jihyun langsung masuk ke rumah sakit itu. Dia sampai menabrak pasien lain. Hingga nampak keributan di sana.

"Kwangmin?" seorang namja yang umurnya sekitar 30 tahunan itu menepuk bahu Kwangmin.
"Aih, ahjussi. Tolong dia ahjussi. Jebal," ucap Kwangmin.
"Ya! Suster! Bawa dia ke ruang UGD ppali!" teriak dokter Shim yang tak lain a
dalah ahjussi Kwangmin.

Kwangmin membaringkan tubuh lemah Jihyun di ranjang khas rumah sakit. Keringat dingin bercucuran di pelipis Kwangmin.

"Ahjussi, jebal. Selamatkan dia," Kwangmin sampai berlutut di hadapan ahjussinya.
"Tentu saja, Kwangmin-ah. Aku akan melakukan yang terbaik untuknya. Aku haruss memeriksanya sekarang," ucap dokter Shim seraya membangkitkan tubuh Kwangmin lalu pergi menuju ke tempat Jihyun.

Selama setengah jam dokter Shim tak kunjung keluar dari ruangan Jihyun. Kwangmin semakin gelisah. Sejak setengah jam yang lalu ia berjalan mondar mandir di depan ruang inap Jihyun. Bibirnya sembari mengucapkan do'a agar Jihyun baik-baik saja. Tak beberapa lama kemudian dokter Shim keluar.

"Ahjussi, bagaimana keadaannya? Dia baik-baik saja kan?" serbu Kwangmin.
"Kita bicarakan di ruanganku saja. Kajja," dokter Shim berjalan mendahului Kwangmin.

Di dalam ruangan dokter Shim, ia menceritakan tentang penyakit yang diderita Jihyun. Ia juga diceritakan apa yang harus dilakukannya untuk keselamatan yeoja itu. Kwangmin tidak menyangka, penyakit seperti itu bisa menyerang tubuh yeoja yang dicintainya itu.

"Dia tidak boleh merasa terlalu sedih, terlalu senang, dan yang lainnya. Jika hal itu terjadi, tekanan darah yang dipompa jantungnya akan melemah. Dan kemungkinan besar Jihyun akan kehilangan nyawanya. Kau harus menjaganya. Apa dia tak pernah menceritakannya padamu?" jelas dokter Shim.
"Anni. Ia tak pernah menceritakannya. Jadi begitu. Makanya sikapnya menjadi sangat dingin saat kami masuk ke SMA. Apa mungkin penyakit itu baru dideritanya?"
"Ne. Walaupun baru tetapi sangat mematikan, ia bisa kapan saja meninggal."
"Mwo?! Bagaimana cara menyembuhkannya, ahjussi? Kau pasti bisa menyelamatkannya kan?"
"Mianhae, Kwangmin-ah. Hanya pencegah rasa sakitnya saja yang bisa ku berikan. Tenaga medis di negara kita belum mampu mengobati penyakit jenis itu. Ia hanya bisa disembuhkan di salah satu rumah sakit di Amerika Serikat. Akan ku berikan rujukannya," dokter Shim menuliskan sesuatu di kertas yang berisi surat rujukan.
"Kapan ia bisa berangkat ke sana?"
"Mungkin sekitar seminggu lagi. Kondisinya harus membaik dulu."
"Baiklah. Akan ku lakukan. Gomawo ahjussi," Kwangmin akan meninggalkan ruangan itu.
"Chakkaman. Kwangmin-ah, apa yeoja itu kekasihmu?" tanya dokter Shim tiba-tiba dan itu berhasil membuat pipinya memerah.
"A.. Anni. Dia sahabatku."
"Tapi kau menyukainya?"

Kwangmin hanya diam saja. Jujur, dalam hati Kwangmin mengatakan 'Iya'. Tapi ia tak mengucapkannya.

"Tak ada yang lebih indah dan mengagumkan ketika kau bisa mengungkapkan perasaanmu terhadap seseorang yang kau suka," ucap dokter Shim lagi.

Kwangmin terdiam sejenak. Ia kemudian berlalu dan menutup pintu ruangan itu. Dokter Shim hanya tersenyum melihat tingkah laku keponakannya itu.




:::SECRET ADMIRER PART. 8:::

"Sudah 2 hari, orang misterius itu tak menghubungiku. Jihyun juga entah kemana. Saat ku tanya oppanya ia tak menjawabnya. Ia hanya mengatakan Jihyun baik-baik saja," gumam Minwoo sambil terus memandangi layar ponselnya.

[FLASHBACK POV]

Setiap hari selalu ada 2 atau lebih sms dari seseorang yang sangat misterius. Contohnya pagi ini.

'Aku merasa terikat dan sulit me
njauh darinya.'

Siangnya ada sms lagi dari orang misterius itu.

'Aku tak percaya, tapi dialah cinta pertamaku.'

Minwoo yang penasaran dengan pengirim sms itu langsung mencoba menghubunginya. Nihil. Nomornya tidak aktif. Selalu begitu. Setiap Minwoo mencoba menghubunginya balik selalu saja nomor itu tidak aktif.

"Siapa sebenarnya orang misterius itu?" desis Minwoo.

Ya, hal itu terus berlanjut hingga saat ini. Dan Minwoo belum tahu siapa pelakunya.

[FLASHBACK END]

Entah mengapa, Minwoo merasa ada sesuatu yang kurang hari ini. Ya, karena tak ada sms sekalipun dari orang misterius itu.

"Aish! Ada apa denganku? Kenapa aku jadi menginginkan ada sms dari orang misterius itu? Aigoo," Minwoo mengetuk kepalanya sendiri.

Sementara itu, di kamar inap Jihyun suasana sangat sepi. Kwangmin tertidur di samping Jihyun. Sedangkan Jeongmin tertidur di kursi yang ada di ruangan itu. Tangan Jihyun bergerak menuju ke puncak kepala Kwangmin. Ia membelai lembut kepala namja itu sambil tersenyum. Kwangmin yang merasa ada tangan di kepalanya. Tangan Kwangmin menahan tangan itu agar tak beralih dari sana.

"Eh? Kwangmin-ssi?" suara Jihyun terdengar sangat lemah.
"Jihyun-ah. Kenapa kau tak pernah mengatakannya padaku?" ucap Kwangmin pelan agar tidak membangunkan Jeongmin.
"Mwo?" Jihyun berpura-pura tidak mengerti ucapan Kwangmin.
"Penyakitmu. Kau tak pernah menceritakannya padaku," ucap Kwangmin yang berubah menjadi serak.
"Youngmin tak bersamamu? Biasanya kau selalu bersama Youngmin," Jihyun mencoba mengalihkan pembicaraan Kwangmin, ia juga mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Jihyun-ah. Tatap aku," Kwangmin memegangi pundak Jihyun dan tatapan matanya mengunci kedua manik mata hazel milik Jihyun.



:::SECRET ADMIRER PART. 9:::

"Baiklah. Aku hanya tak suka orang lain tahu tentang penyakitku," ucap Jihyun akhirnya.
"Maksudmu orangtuamu sampai saat ini juga tidak tahu?" tanya Kwangmin.
"Ne. Tak ada yang pernah tahu. Saat itu hanya Jeongmin oppa yang tahu kondisiku ketika ia menemukan lembaran surat tentang kondisiku. Aku menyuruhnya agar ia tak menceritakannya pada siapa pun. Tapi sekarang 
kau sudah tau kondisiku sebenarnya. Aku harap kau tak akan menceritakannya pada siapa pun," ucap Jihyun lemah.
"Wae? Kau seharusnya mengatakannya. Kau bisa mengatakannya padaku kan saat itu?"
"Aku tidak ingin membuat semuanya cemas karena aku. Begitu pula denganmu, Kwangmin-ssi. Aku sangat menyayangimu. Aku tidak ingin kau cemas. Kau sudah ku anggap sebagai oppaku sendiri."
"Jadi ia hanya menganggapku sebagai oppanya saja," batin Kwangmin.
"Mianhae, Kwangmin-ssi. Sekarang aku sudah membuatmu kerepotan. Kau pulang saja, ini sudah sangat larut, kau pasti lelah kan?"
"Anni. Aku tak akan meninggalkanmu."
"Gomawo," Jihyun langsung memeluk Kwangmin.

Deg. Jantung Kwangmin seakan berhenti berdetak. Ini pertama kalinya ia dipeluk yeoja apalagi yeoja yang dicintainya diam-diam. Kwangmin membalas pelukan Jihyun. Ia mengecup lembut puncak kepala Jihyun

"Jihyun-ah, kau harus ke Amerika Minggu besok. Ini demi kesembuhanmu. Aku akan menemanimu," ucap Kwangmin.
"Anni. Aku tidak mau," ucap Jihyun.
"Kau? Ya! Kau harus melakukannya."
"Hm. Arraseo. Baiklah, aku akan berangkat Minggu besok. Tapi aku ingin pergi seorang diri."
"Jinjja? Gomawo Jihyun-ah. Kau harus memberitahuku besok kalau kau sudah sembuh dan baik-baik saja."
"Ne, itu pasti."
"Jihyun-ah, bolehkan aku memintamu satu hal?"
"Mwo?"
"Bolehkah aku menciummu?"
"Ehm, boleh," ucap Jihyun walau sedikit ragu.

Perlahan Kwangmin mendekatkan wajahnya, hembusan nafas Kwangmin terasa di wajah Jihyun. Keduanya memejamkan matanya. Bibir Kwangmin mendarat tepat di bibir Jihyun.

Chu~

Walau hanya sekilas, tapi itu berarti penting bagi Kwangmin. Ya, dan juga bagi Jihyun yang sangat menyayangi Kwangmin seperti oppanya sendiri.



:::SECRET ADMIRER PART. 10:::

Jihyun hari ini memaksakan untuk berangkat ke sekolah. Tidak ada yang tahu alasannya. Padahal Jihyun sudah dilarang, tapi dia memang sedikit keras kepala.

"Aku akan baik-baik saja oppa," ucap Jihyun sambil berlari ke sekolah.

Hari ini Kwangmin tidak masuk, Youngmin hanya sendiri ditemani Donghyun. Saat sedang asyik bercerita, tiba-tiba Jihyun mendekati keduanya.
"Minhae, aku mengganggu. Youngmin-ssi, Kwangmin tidak masuk kenapa?" tanya Jihyun.
"Kwangmin sedang sakit. Wae? Kau merindukannya ya?" ledek Youngmin.
"Aish! Annia. Kau ini."
"Jangan berbohong Jihyun-ssi," ledek Donghyun.
"Aigoo. Annia. Aish."
"Ah ne, Jihyun kan menyukai Minwoo hyung," ledek Youngmin dengan suara yang sedikit keras.

Jihyun langsung membekap mulut Youngmin. Hingga Youngmin jadi sulit bernapas. Donghyun hanya tertawa saja.

Saat istirahat, Jihyun mendekati kelas Minwoo. Ya, kelas itu selalu penuh dengan yeoja yang menyukainya. Minwoo di sekolah ini bagaikan seorang artis papan atas. Jihyun mengeluarkan kameranya, ia segera menjepret objek yang diinginkannya. Minwoo. Ya. Objek yang diinginkannya adalah Minwoo.

"Mungkin ini yang terakhir aku melihatmu oppa," batin Jihyun lalu pergi.

Semalaman Jihyun sibuk membuat sesuatu. Hingga paginya ia nampak kelelahan. Tapi Jihyun tidak memperdulikannya, pagi-pagi ia sudah pergi ke suatu tempat. Tapi sebelumnya ia telah meninggalkan pesan untuk Jeongmin.

'Oppa, aku sudah berangkat ke Amerika. Jaga dirimu baik-baik ya. Kau oppaku tersayang. Aku akan memberimu kabar secepatnya ^^'

Love,
Jihyun

Jihyun sudah berangkat dengan taksi yang dipesannya. Di perjalanan, ia terus menangis. Menangisi nasibnya yang seperti ini. Menangisi kehidupannya.

:::SECRET ADMIRER PART. 11:::

Jeongmin sudah selesai membuat sarapan untuknya sendiri dan untuk dongsaeng kesayangannya, Jihyun. Ia segera menuju kamar Jihyun.

"Tumben sekali dia jam segini belum bangun," batin Jeongmin.

Tok Tok Tok

"Jihyun-ah! Ppali mogo. Aku sudah membuatkanmu sarapan," teriak Jeongmin dari luar kamar Jihyun.
Tak ada jawaban dari dalam. Jeongmin terus mengulangi kalimatnya, tapi tetap saja tak ada jawaban. Ia segera membuka pintunya. Kosong. Tak ada Jihyun di sana.

"Jihyun-ah!" teriak Jeongmin.

Sret! Ada sesuatu yang terjatuh di kakinya. Lipatan kertas. Jeongmin segera mengambilnya. Perlahan ia membukanya dan membacanya.

"Jihyun-ah, kenapa kau tak pamit padaku? Semoga kau cepat sembuh di sana dan cepat kembali ke sini," gumam Jeongmin.

Minwoo termenung sendiri bersama anjing piaraannya. Ia terus bermain bersama anjingnya. Mencoba tertawa dengannya, tapi tetap saja ia tak bisa menyembunyikan lukanya yang waktu itu.

[FLASHBACK POV]

Kemarin Minwoo sengaja mengajak pergi Jihyun setelah pulang sekolah. Ya, itu semua demi melancarkan usahanya. Mwo? Yaitu mengungkapkan perasaannya pada Jihyun.

Mereka duduk di pinggiran danau yang tampak begitu asri. Di kanan kiri terdapat banyak pohon yang sangat menyejukkan. Tiba-tiba Minwoo berlutut di hadapan Jihyun.

"Op.. Oppa? Apa yang kau lakukan?" tanya Jihyun.
"Jihyun-ah. Aku ingin mengucapkan sesuatu padamu," jawab Minwoo.
"Mwo oppa?"
"Please, be mine. Be my girl. Would you be my girlfriend?" ucap Minwoo, ia memandang Jihyun penuh harap.
"I'm sorry oppa. I can't. I can't to be your girl."
"Why? Why not?" Minwoo tak percaya dengan apa yang diucapkan Jihyun.
"..." Jihyun tak menjawab.
"Jihyun-ah, why not? I love you, I like you. And I know you love me and like me."
"Oppa, I'm sorry. This is wrong. And I can't to say something to you. And you'll know. One day," Jihyun langsung berlari meninggalkan Minwoo.

Minwoo masih terdiam kaku. Kakinya bergetar. Ia sudah tak bisa menahan tubuhnya. Ia terduduk.

"Arrrghh!" Minwoo memukuli tanah bawahnya dengan tangannya.

[FLASHBACK END]
:::SECRET ADMIRER PART. 12:::

Minwoo masih terus bermain dengan Jeremy, anjingnya. Pandangannya tertuju pada layar ponselnya.

Dret.. Dret..
Sebuah pesan masuk. Dari orang misterius lagi. Minwoo langsung membukanya.

'Di saat bahagia itu, ingin rasanya ku hentikan waktu'

Entah kenapa, Minwoo tersenyum membacanya. Ponselnya bergetar lagi, satu pesan masuk lagi ke ponselnya.

'Jika kau merasa marah pada dunia ini atas ketidak adilan, cinta adalah satu-satunya yang memiliki kekuatan untuk membuat dunia tampak indah. Karna kau, aku jadi selalu bisa tersenyum. Jadi aku ingin terus bersamamu.'

Minwoo tersenyum membacanya. Entah disengaja atau tidak. Minwoo selalu menyimpan setiap pesan yang dikirim oleh orang misterius itu. Entahlah, ada rasa aneh ketika akan menghapusnya.

"Jihyun-ah, entah kenapa ketika aku membaca setiap pesan dari orang misterius ini aku selalu merasa merindukanmu. Kau kemana Jihyun-ah? Aku sangat merindukanmu. Saranghae," gumam Minwoo.

*****

BOUGH! Darah segar mengalir dari sudut bibir Minwoo. Di ham istirahat ini ada yang menarik di kelas Minwoo. Ya, tiba-tiba saja Kwangmin memukuli Minwoo dengan membabi buta, begitu pula dengan Minwoo yang membalas setiap pukulan Kwangmin. Para murid hanya memandanginya dengan intens. Tak ada yang berani melaporkannya pada songsaenim. Tak ada yang berani pula melerai keduanya.








:::SECRET ADMIRER PART. 13:::

"Ya! Kwangmin-ah!" teriak seseorang sambil menerobos kerumunan itu.

Semuanya menatapnya, tanpa kecuali. Bahkan Minwoo dan Kwangmin menghentikan perkelahiannya. Mereka berdua menatap namja yang tadi memanggil Kwangmin. Mata namja itu memerah. Ya. Ia marah.

"Kwangmin-ah! Kau pikir dengan cara begini bisa menghidupkannya kembali?! Hah?! Kau tidak bisa menyalahkannya
!" bentak Youngmin.
"Apa maksudmu hyung?" tanya Kwangmin.
"Ne, aku tau semuanya. Aku tau apa yang terjadi sebenarnya. Jangan salahkan Minwoo hyung. Ia bahkan tidak tau akan hal ini," ucap Youngmin.
"Ya! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau tiba-tiba memukulku?" tanya Minwoo.
"Hyung, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Dan kau Kwangmin. Kau juga ikut denganku," ucap Youngmin yang diikuti Minwoo dan Kwangmin.

Ya. Wajah tampan Minwoo dan Kwangmin sudah tergantikan oleh luka dan lebam keunguan. Tidak ada yang salah di sini. Semua terjadi begitu saja. Ini hanya karena takdir yang berkata lain. Mereka berhenti di sebuah ruangan yang sangat sepi. Tak ada yang keluar masuk di ruangan itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kenapa juga dia tiba-tiba memukulku?" tanya Minwoo.
"Ini semua hanya kesalah pahaman. Ini tentang Jung Ji Hyun," ucap Youngmin disertai anggukkan Kwangmin.
"Ji.. Jihyun? Ada apa dengannya?! Kenapa dia tidak pernah berangkat lagi ke sekolah?! Dimana dia sekarang?!" pekik Minwoo.
"Tenangkanlah hatimu hyung," ucap Kwangmin lemah.
"Jung Ji Hyun. Ia sudah.. Ya, ia sudah tiada hyung," ucap Youngmin lemah, ya, dulu Youngmin memang pernah memiliki rasa pada Jihyun walaupun sudah lama tapi perasaan itu belum sepenuhnya luntur.
"Mwo?! Tidak mungkin! Kalian pasti bercanda kan?!"
"Ini nyata hyung. Nanti kami akan menjelaskannya di rumahmu," ucap Youngmin.

Minwoo. Ia jatuh tersungkur. Ia tidak bisa menerima kenyataan ini. Kenapa harus Jihyun yang meninggal? Kenapa bukan orang lain? Pertanyaan itu berkecamuk dalam otaknya.

"Kau pabo Minwoo! Kau pabo! Harusnya kau sudah tahu dari awal dengan keadaan Jihyun!" teriak Minwoo seperti orang yang sedang kesetanan.





:::SECRET ADMIRER PART. 14:::

3 orang namja dan seorang yeoja tengah berbincang serius di ruang tamu rumah Minwoo. Yeoja itu, yeoja itu bersama Jeongmin yang mengetahui secara langsung kepergian Jihyun. Yeoja itu adalah yeoja yang akan dijodohkan dengan Kwangmin oleh kedua orangtua mereka. Yeoja itu menceritakan semua tentang Jihyun. Bahkan sebelum akhir hayatnya, ia juga menceritakannya.

"Baga
imana kau bisa mengenal Jihyun?" tanya Minwoo.
"Kami bersahabat sudah sangat lama. Itu sejak ia menolongku dari para penjahat yang akan membunuhku. Sejak saat itu kami bersahabat. Sekitar 5 tahun yang lalu," jelasnya.
"Kenapa kau tak pernah menceritakannya padaku?" tanya Kwangmin.
"Aku tidak tau jika kau mengenalnya juga."

[FLASHBACK POV]

Yeoja itu membukakan pintunya saat didapati sosok Jihyun yang sedang mendekati rumahnya. Jihyun, wajahnya pucat saat itu. Membuat yeoja itu semakin mengkhawatirkannya.

"Jihyun-ah? Gwaenchanayo? Kau nampak pucat sekali," Kim Soo Kyung, yeoja itu, ia begitu mengkhawatirkannya.
"Gwaenchana, Sookyung-ah. Bolehkah aku menginap di rumahmu selama 2 hari saja?" tanya Jihyun.
"Tentu saja boleh. Kau itu sahabatku," ucap Sookyung yang langsung membawa Jihyun masuk ke kamarnya dan menidurkannya.

Tapi bukannya tidur, Jihyun malah menulis beberapa surat. Surat-surat itu dititipkan pada Sookyung untuk diberikannya pada orang-orang yang ia sebutkan.

"Jihyun-ah, jawab aku. Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" tanya Sookyung sambil menidurkan Jihyun lagi.
"Aku sakit, Sookyung-ah. Aku tak akan lama di dunia ini," jawab Jihyun.
"Ya! Tidak ada yang bisa menentukan umur. Hanya Tuhan yang tahu. Tidak boleh ada manusia yang seenaknya menentukan umur."
"Aku juga berpikir begitu. Tapi ternyata takdir itu memang benar. Aku tak boleh merasakan kebahagiaan. Aku senang mengenal semuanya. Aku senang bisa merasakan cinta sampai akhir hayatku."
"Jung Ji Hyun! Siapa yang menyuruhmu berbicara begitu?!" terdengar suara namja. Ya, itu Lee Jeong Min, oppa Jihyun.
"Oppa..."
"Jadi ini maksudmu akan memberikan kabar padaku secepatnya? Kau tidak boleh begini Jihyun-ah," ucap Jeongmin.
"Aku sudah tidak tahan oppa. Sungguh berat buatku untuk merasakan dunia yang datar. Aku juga ingin seperti kalian. Bisa merasakan senang, sedih, bahkan cinta sekali pun. Aku tidak mau pergi ke Amerika, karena aku tahu itu hanya sia-sia. Aku tetap tidak boleh merasakan senang kan? Makanya aku lebih memilih seperti ini," Jihyun terlihat benar-benar tegar, ia menutupi hatinya yang tersayat-sayat.
"Jihyun-ah.." panggil kedua manusia itu, mereka menangis.
"Oppa jaga dirimu baik-baik ne.. Aku selalu berada di sisimu oppa. Kim Soo Kyung, sahabatku, kau berbahagialah dengan Kwangmin, aku senang kedua sahabatku bersatu dan menjalin ikatan lebih. Aku akan selalu berada di sisi kalian. Ijinkan aku untuk pergi. Saranghae," ucap Jihyun sebelum menutup matanya.

Kini Jihyun sudah menutup matanya. Tak bisa terbuka lagi. Hanya memori kenangan yang ada di hadapan semuanya. Ya, semua tentang Jihyun tersimpan rapi dalam hati mereka yang mengenalnya.
[FLASHBACK POV END]

"Ah ne, ini ada surat untuk kalian berdua. Untuk Youngmin oppa sudah ku berikan tadi. Maaf aku harus pergi sekarang. Gomawo," pamit Sookyung setelah memberikan kedua surat yang sedari tadi dipegangnya.





:::SECRET ADMIRER PART. 15:::

Yah, semuanya berakhir pahit. Minwoo termenung dalam kamarnya sambil memandangi surat dari Jihyun. Begitu pula dengan Kwangmin yang juga termenung di dalam kamarnya seperti Minwoo. Perlahan keduanya melakukan hal yang sama, yaitu membuka amplop dan mengeluarkan suratnya. Buliran kristal bening mengalir di kedua pipi mereka ketika membaca surat itu.
*****
Inilah surat
 untuk Kwangmin:

Annyeong^^ Bolehkah aku memanggilmu oppa? Boleh ya? Aku tau, pasti boleh. Kau sangat baik padaku, oppa. Gomawo atas semua kebaikanmu padaku. Aku menyayangimu. Aku tau, saat kau menerima surat ini aku sudah berada di sampingmu dengan wujud lain. Aku menakutkan ya? Jangan khawatir, aku tak akan menakutimu. Walaupun aku sudah tidak ada lagi, tapi aku tetap berada di sampingmu. Aku kan sudah berjanji saat dulu, aku akan selalu berada di sampingmu sampai kapan pun. Oh ya, ini aku tepati janjiku. Aku sudah mengabarimu secepatnya kan oppa. Aku sudah tidak sanggup lagi. Gomawo sudah membuat hidupku lebih berwarna, gomawo kau sudah membuatku bahagia, gomawo juga sudah mewujudkan keinginanku untuk menaiki bianglala untuk pertama kalinya dan untuk terakhir kalinya. Gomawo, kau sudah mengisi hidupku sebagai sahabatku. Tapi aku selalu menganggapmu sebagai oppa. Aku sangat berharap ya? Hehe. Oh ya, berbahagialah dengan Kim Soo Kyung, dia sahabatku juga. Dia yeoja yang baik. Dia sudah lama menyukaimu. Pabo, kenapa kau malah menyukaiku? Aku kan menyukai Minwoo dan kau tau akan hal itu kan? Menikahlah dengannya. Aku akan senang jika kalian benar-benar menikah. Oh ya, di dalam amplop itu ada gelang. Aku yang membuatnya. Gelang itu sepasang, berikanlah yang satu untuk Sookyung. Sudah ya, aku lelah. Paii paii. Saranghaeyo^^

Love,
Jung Ji Hyun
*****

Kwangmin tersenyum sambil menangis membacanya. Tangannya merogoh amplop itu. Di tangannya kini terdapat sepasang gelang yang bentuknya sederhana. Tapi kalau dilihat secara teliti, di setiap gelang itu terdapat bentuk setengah hati. Kwangmin memakai salah satu di antaranya.

"Aku akan selalu mengingatmu Jung Ji Hyun. Akan ku lakukan semua yang kau minta dan akan ku jaga gelang pemberianmu ini," gumam Kwangmin.

Di sisi lain, Minwoo belum membuka lipatan kertas itu. Ia terus mengusap-usap kertas itu. Ia masih tidak bisa menerima kenyataan kepergian Jihyun.



:::SECRET ADMIRER PART. 16 (END):::

Perlahan Minwoo menggerakkan tangannya untuk membuka kertas itu. Terbukalah kertas itu. Minwoo membacanya perlahan.
*****
Ini adalah isi surat Jihyun untuk Minwoo:

Annyeong oppa^^Oppa, mianhae. Kau pasti marah padaku ya sekarang? Mianhae. Aku tak bermaksud membuatmu marah. Aku hanya tidak ingin meninggalkanmu dengan luka oppa. Aku menyukaimu, sangat bahkan aku
 sangat mencintaimu. Sejujurnya waktu itu aku sangat ingin menerimamu menjadi namjachingumu. Tapi aku tidak bisa. Kau ingat oppa? Aku pernah mengatakan kalau kau akan mengetahui alasannya suatu ketika. Saat ini. Aku akan menceritakan semuanya. Kau tau oppa? Nomor misterius yang selalu menghubungimu? Dia adalah aku. Kau pasti sangat membencinya. Mianhae. Aku tidak bermaksud menerormu. Kau bisa bahagia sekarang oppa, tidak ada yang menerormu. Mianhae oppa, aku tak pernah menceritakan padamu tentang penyakitku. Aku menderita suatu penyakit, penyakit yang paling ku benci. Wae? Itu semua karena ia tak mengijinkanku untuk bahagia, menangis, dan sebagainya. Kalau aku bisa memilih, aku berharap menjadi orang lain daripada Jung Ji Hyun. Kadang aku suka marah pada kenyataan ini. Seakan dunia ini tak pernah mengijinkanku untuk bahagia sedetik pun. Kadang juga aku berpikir, apa aku yeoja yang tak pantas bahagia? Dan jawabannya ternyata iya. Tapi aku senang, di umurku yang singkat ini aku bisa mengenalmu. Bisa mengenal namja sebaik dirimu. Dan aku sangat senang kau mengucapkan sesuatu padaku, saranghae. Aku suka kalimat itu. Oppa, sebagai permintaan maafku, aku punya sesuatu hadiah untukmu. Ku harap kau akan menyukainya. Masuklah ke kamarku. Di dalam kamarku, ada pintu rahasia yang terletak di bawah kasurku. Di bawah sana, ada sesuatu untukmu. Aku sangat berharap kau menyukainya. Gomawo oppa, kau membuat hidupku bahagia. Gomawo. Aku akan selalu berada di sisimu oppa, sampai kapan pun. Saranghae^^

Love,
Jung Ji Hyun
*****
Minwoo langsung berlari ke kamar Jihyun. Ia izin pada Jeongmin dan kedua orangtua Jihyun untuk melihat sesuatu yang dituliskan di surat Jihyun. Minwoo menemukan pintu kayu di bawah tempat tidur Jihyun. Ia membukanya dan menuruni tangga di bawahnya. Sebuah ruangan yang cukup luas. Tapi berbeda, di semua sisi tembok ruangan itu terdapat foto Minwoo, bahkan di beberapa lantainya terdapat keramik yang menggambarkan foto Jihyun dan Minwoo.

"Omona, Jihyun-ah. Jeongmal saranghaeyo," desis Minwoo.

+++

Sudah 6 tahun Jihyun meninggalkan semuanya. Tapi masih tergambar jelas di benak mereka semua bahwa kehadiran Jihyun masih dapat dirasakan. Kini Minwoo sudah menjadi dokter, ia berharap bisa menyembuhkan penyakit seperti yang diderita Jihyun. Kwangmin sekarang sudah menikah dengan Kim Soo Kyung dan memiliki seorang anak yang diberi nama Jo Ji Hyun, demi mengingat Jihyun keduanya memberikan nama anaknya dengan nama Jihyun. Kwangmin menjadi presdir di salah satu perusahaan milik appanya.

Hari ini, mereka bertiga berkunjung ke makam Jihyun. Kwangmin membawa anaknya yang sangat lucu itu.

"Sudah 6 tahun," ucap Minwoo.
"Entahlah, aku merasa Jihyun selalu berada di dekatku. Seperti apa yang ditulis Jihyun dalam suratnya," ucap Kwangmin.
"Ne. Chukkae Kwangmin-ah, kau sudah memiliki istri dan anak. Siapa namanya?" tanya Minwoo.
"Jo Ji Hyun," jawab Sookyung.
"Wah. Nama yang bagus," ucap Minwoo sambil mengelus puncak kepala Jihyun kecil.
"Tentu saja ahjussi. Aku akan tumbuh cantik dan baik seperti Jihyun ahjumma," ucap Jihyun kecil.
"Haha. Dasar kau ini. Minwoo hyung, kau tak membawa istrimu?" tanya Kwangmin.
"Anni. Aku tak memiliki istri. Aku masih ingin sendiri. Aku hanya memiliki seorang anak asuh, dan dia sedang di sekolah sekarang," jawab Minwoo.
"Oh, geurae," Kwangmin mengangguk.
"Ahjussi, aku ingin berbicara berdua denganmu. Paii appa eomma. Aku ingin bersama Minwoo ahjussi," tatapan Jihyun kecil ini berubah, ia tersenyum tapi entah berarti appa.

Tangan mungil itu langsung menarik Minwoo ke suatu tempat. Tempat yang sulit untuk ditemukan Kwangmin dan Sookyung.

"Waeyo?" tanya Minwoo.
"Oppa..." suara Jihyun kecil berubah, ia terdengar seperti suara Jihyun.
"Ji.. Jihyun-ah.."
"Ne oppa. Aku sudah bilang kan kalau aku tak akan pergi jauh dari kalian. Aku akan selalu berada di sisi kalian. Berada di tubuh Jo Ji Hyun," ucap Jihyun.
"Jihyun-ah, aku merindukanmu," Minwoo memeluk tubuh Jihyun kecil.
"Oppa, kenapa kau tak menikah? Kau masih tampan seperti dulu. Menikahlah," ucap Jihyun.
"Anni. Aku tak akan mau menikah dengan yeoja manapun."
"Kau ini keras kepala sekali oppa. Oppa, sayangilah Jo Ji Hyun. Aku harus pergi. Paii paii oppa," ucap Jihyun sambil tersenyum di wajah Jihyun kecil.

Tubuh Jihyun kecil melemah. Ia terjatuh dalam pelukan Minwoo. Minwoo langsung memeluk yeoja kecil itu.

"Ahjussi, kau menangis?" tanya Jihyun kecil.
"Jihyun-ah.." desis Minwoo.

_END_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar