Kamis, 29 Maret 2012

[CERBUNG] TERIMAKASIH SUDAH MENJAGAKU KAKAK


                Hidup sebagai manusia yang mempunyai kekurangan memang tidak mudah. Aku mengalaminya. Rasanya sungguh menderita. Tapi aku harus tetap kuat. Tidak boleh menangis. Karena menangis tak akan menyelesaikan masalah dan kekuranganku ini.
                Aya, namaku. Sebenarnya namaku Surya. Tapi aku dipanggil Aya. Aku hidup dengan kakakku saja. Orangtua kami sudah lama pergi. Entah kemana, aku pun tidak tahu. Kata kakakku mereka meninggalkan kami gara-gara mereka terbelit hutang. Sungguh malang nasib kami. Tetapi lebih kasihan kakakku, dia harus bekerja untuk menghidupiku.
                Sebagai gadis yang terlahir dengan kekurangan aku harus tabah. Aku terlahir dengan kaki yang tidak bisa bekerja dengan baik dan mata yang sama sekali tidak bisa digunakan untuk melihat.
***
                Hari sudah pagi rupanya, aku segera mandi. Dengan menaiki kursi rodaku tentunya. Aku sudah hafal untungnya dengan ruang-ruang yang ada di sini, jadi aku tau dimana letak kamar mandi walau tanpa melihat.
                Selesai mandi dan sarapan, aku segera berangkat ke sekolah. Aku saat ini sudah tidak bersekolah di sekolah luar biasa, aku bersekolah di sekolah negeri. Aku awalnya juga heran kenapa aku bisa dimasukkan di sekolah negeri. Ternyata, aku direkomendasikan oleh pihak sekolah untuk bersekolah di sana.
                Kakakku mengantarkanku dengan mobil hingga sampai di depan gerbang sekolah. Kak Nia, kakakku, sebenarnya ingin mengantarkanku sampai kelas. Tapi aku menolaknya. Aku tidak ingin merepotkannya.
                Masuklah aku ke dalam kelas. Sepertinya murid-murid di kelas ini sedang memandangiku dengan aneh. Ya, tentu saja, mungkin bagi mereka aku masuk sekolah ini mustahil.
                Jam istirahat pun tiba, aku merasakan sesuatu. Sepertinya ada yang mendekatiku. Siapa ya?
                “Hai..” sapa orang yang mendekatiku itu.
                “Hai juga..” balasku.
                “Kamu Surya ya? Kalo aku Ayu,” dia memperkenalkan diri.
                “Ow. Ayu, panggil aja aku Aya.”
                “Wah, kalo manggil gampang dong. Aya Ayu. Hahaha.”
                “Hahaha.”
                “Jalan-jalan yuk,Ya,” ajak Ayu padaku.
                “Yuk. Tapi kemana?”
                “Gimana kalo ke kantin aja?”
                “Wah, ide bagus tuh,” aku sgera meraih kursi rodaku dan berusaha mendudukinya.
                “Ya, sini aku bantu. Aku yang dorong ya..”
                “Iya. Makasih ya, Yu. Kamu baik banget.”
                “Sama-sama. Kita kan temen jadi harus saling bantu dong.”





Bersambung...


By: Wulan Sari
DOn't edit or copas ya ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar