Hidup sebagai
manusia yang mempunyai kekurangan memang tidak mudah. Aku mengalaminya. Rasanya
sungguh menderita. Tapi aku harus tetap kuat. Tidak boleh menangis. Karena
menangis tak akan menyelesaikan masalah dan kekuranganku ini.
Aya, namaku. Sebenarnya
namaku Surya. Tapi aku dipanggil Aya. Aku hidup dengan kakakku saja. Orangtua
kami sudah lama pergi. Entah kemana, aku pun tidak tahu. Kata kakakku mereka
meninggalkan kami gara-gara mereka terbelit hutang. Sungguh malang nasib kami.
Tetapi lebih kasihan kakakku, dia harus bekerja untuk menghidupiku.
Sebagai gadis yang
terlahir dengan kekurangan aku harus tabah. Aku terlahir dengan kaki yang tidak
bisa bekerja dengan baik dan mata yang sama sekali tidak bisa digunakan untuk
melihat.
***
Hari sudah pagi
rupanya, aku segera mandi. Dengan menaiki kursi rodaku tentunya. Aku sudah
hafal untungnya dengan ruang-ruang yang ada di sini, jadi aku tau dimana letak
kamar mandi walau tanpa melihat.
Selesai mandi dan
sarapan, aku segera berangkat ke sekolah. Aku saat ini sudah tidak bersekolah
di sekolah luar biasa, aku bersekolah di sekolah negeri. Aku awalnya juga heran
kenapa aku bisa dimasukkan di sekolah negeri. Ternyata, aku direkomendasikan
oleh pihak sekolah untuk bersekolah di sana.
Kakakku
mengantarkanku dengan mobil hingga sampai di depan gerbang sekolah. Kak Nia,
kakakku, sebenarnya ingin mengantarkanku sampai kelas. Tapi aku menolaknya. Aku
tidak ingin merepotkannya.
Masuklah aku ke
dalam kelas. Sepertinya murid-murid di kelas ini sedang memandangiku dengan
aneh. Ya, tentu saja, mungkin bagi mereka aku masuk sekolah ini mustahil.
Jam istirahat pun
tiba, aku merasakan sesuatu. Sepertinya ada yang mendekatiku. Siapa ya?
“Hai..” sapa orang
yang mendekatiku itu.
“Hai
juga..” balasku.
“Kamu Surya ya?
Kalo aku Ayu,” dia memperkenalkan diri.
“Ow. Ayu, panggil
aja aku Aya.”
“Wah, kalo manggil
gampang dong. Aya Ayu. Hahaha.”
“Hahaha.”
“Jalan-jalan
yuk,Ya,” ajak Ayu padaku.
“Yuk. Tapi
kemana?”
“Gimana kalo ke
kantin aja?”
“Wah, ide bagus
tuh,” aku sgera meraih kursi rodaku dan berusaha mendudukinya.
“Ya, sini aku
bantu. Aku yang dorong ya..”
“Iya. Makasih ya,
Yu. Kamu baik banget.”
“Sama-sama. Kita
kan temen jadi harus saling bantu dong.”
Bersambung...
By: Wulan Sari
DOn't edit or copas ya ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar