“Ayah!!”teriak Young Joo saat melihat ayahnya bergelantungan di atas jembatan penyeberangan.
Kim Jong Shik terkejut mendengar Young Joo memanggilnya, dan dia akhirnya memutuskan untuk melepaskan pegangannya.
Yoon
Sung berbalik dan na’as dia telat saat ingin menangkap tangan Kim Jong
Shik! Dia sudah terjun bebas ke bawah langsung dan ditabrak sebuah
mobil. Young Joo syok, dia memandang sosok City Hunter lalu berlari ke
arahnya.
Young Joo menangis sesegukan melihat tubuh ayahnya yang bersimbah darah tak sadarkan diri.
Yoon
Sung benar-benar tidak percaya apa yang telah dilakukannya. Nafas Yoon
Sung memburu, dia marah kepada dirinya sendiri. Sebuah panggilan dari
Jin Pyo.
“Berniat untuk membalas dendam, tapi berbalik untuk menolong
musuhmu yang ternyata menjadi tidak berarti!”cecar suara Jin Pyo dari
kejauhan.
Yoon Sung langsung menghampiri Jin Pyo yang bersikap santai.
“Apa
ayah berniat untuk mengontrolku?! Dengan menabrak Shik Joong ahjusi
dengan mobil Kim Jong Shik?!”teriak Yoon Sung penuh kemarahan.
“Bukan, hanya menyamarkan dengan mobilnya”ujar Jin Pyo santai.
Yoon Sung terbelalak tak percaya, jadi Jin Pyo lah yang menabrak Shik Joong!
“Bukankah
sangat efektif? Aku ingin dalam keadaan saat ini”, Jin Pyo menginginkan
amarah Yoon Sung keluar dan perasaan di penuhi oleh dendam kesumat akan
musuhnya.
“Apa ayah kehilangan akal! Shik Joong ahjusi hampir
kehilangan nyawanya!”desis Yoon Sung. “Haruskah kau seperti itu untuk
memintaku membunuh orang?!”
Jin Pyo sudah tidak peduli dengan
perasaan Yoon Sung lagi, menyatakan untuk langsung menembak musuhnya
langsung, dengan tangan Yoon Sung sendiri.
“Ini cara untuk melindungi orang yang berharga bagimu. Semakin kau tunda semakin sengsara orang yang di sekitarmu!”
Emosi Yoon Sung sudah tidak tertahankan lagi, kini yang ada hanya perasaan benci kepada Jin Pyo.
“Kini aku berfikir, siapa orang yang paling berharga dalam hidupmu! Hanya ada satu orang!”
Tak
disangka, Yoon Sung menyingkarkan semua barang yang di meja dan
langsung menancapkan sebuah benda tajam langsung ke punggung tangannya,
menembus tangan Yoon Sung bahkan meja! Jin Pyo tersentak kaget.
“Itu aku! Yang paling berharga bagimu. Apa sekarang kau sakit?’ucap Yoon Sung menahan sakit yang luar biasa.
Jin Pyo diam tak bergerak, benar-benar tidak menyangka perbuatan Yoon Sung.
“Tidak
peduli berapa banyak yang kau inginkan, aku tidak akan membunuh orang!
Sekarang aku benar-benar mengerti bahwa dendam ayah dan aku sangatlah
berbeda!” dengan pandangan tajam Yoon Sung melanjutkan, “Itu hanya akan
mengotori hatimu, dan membuatku melebihi perbuatan kotor!”
Yoon Sung mencabut benda itu dari tangannya dan pergi.
Na
Na menuju rumah sakit dan dilihatnya Kim Jong Shik yang buru-buru
dibawa ke unit gawat darurat. Young Joo terlihat pucat pasi, masih tidak
mampu berfikir sangking syoknya. Ayahnya dalam keadaan kritis, Na Na
terkejut melihatnya. Beberapa petugas lewat dan membicarakan tindakan
Kim Jong Shik yang disangka ingin melakukan bunuh diri dengan melompat,
namun ada juga yang mengatakan dia bermaksud menangkap berkas.
Na
Na tidak berani untuk menemui Young Joo, lebih memilih menyingkir.
Young Joo digeret keluar karena tidak bisa mengendalikan emosinya. Di
luar dia duduk terpekur dan teringat akan alat perekam di saku ayahnya.
Asisten
Young Joo datang dan menyerahkan kunci mobilnya. Dia mengabarkan bahwa
ayahnya terlihat oleh beberapa saksi berusaha memungut berkas, sehingga
terjatuh dan di belakangnya terlihat seorang pria yang bertopeng.
Young
Joo membuka pesan yang masuk ke teleponnya, sebuah pesan dari ayahnya
sebelum terjadi insiden. =Maafkan ayah, target selanjutnya Cheon Jae
Man=
Yoon
Sung duduk disamping Shik Joong dengan tatapan nanar dan sedih. Na Na
masuk, dan terkejut melihat tangan Yoon Sung yang terluka. Yoon Sung
tidak memperdulikan lukanya.
“Kau begitu kehilangan banyak darah bagaimana bisa tidak serius?”ucap Na Na cemas.
“Kau
seharusnya pergi dari sisiku!”teriak Yoon Sung tajam, “Sebelum kau
berakhir seperti Shik Joong ahjusi kau harus pergi! Tinggalkan aku!”
“Lee Yoon Sung” panggil Na Na lirih.
Yoon
Sung menjelaskan dengan suara lirih bahwa ayahnyalah yang menabrak Shik
Joong demi mengontrol Yoon Sung untuk balas dendam kepada Kim Jong
Shik.
“Bagi ayahku, aku bukanlah anaknya, bahkan bukan manusia. tapi
hanya sebuah boneka yang bekerja untuknya”,remuk redam hati Yoon Sung.
“Biarkan aku berada disisimu”,Na Na berkaca-kaca.
Yoon
Sung menolaknya, dia tidak ingin menyakiti siapapun, demi dia semua
orang menderita cukup Yoon Sung saja. Yoon Sung benar-benar menyalahkan
dirinya atas kondisi Shik Joong yang kritis. Na Na langsung memeluk Yoon
Sung dari belakang.
“Aku tahu perasaanmu, Kim Jong Shik yang
mengambil nyawa orangtuaku, aku juga ingin membunuh dia. Aku juga
membalaskan dendam. Saat aku sendirian, aku bahkan ingin melakukannya.
Kau bukan satu-satunya yang melakukannya. Aku juga. Jika bukan kau yang
melakukan, maka aku yang akan melakukannya”, air mata keduanya tidak
terbendung lagi.
Di luar, Young Joo mendengarkan rekaman tersebut.
=Jika rekaman ini di kirim ke kejaksaan, cepat atau lambat anakmu akan melepaskan seragam jaksa!=
=Apakah dendam ini terjadi karena peristiwa ’83?=
=Jadi kau masih ingat?=
=Mereka
mengorbankan hidup mereka demi Negara, namun kau membiarkan mereka
terkubur di laut Nampo! Hidup enak, membeli makanan dan pakaian dengan
dana pelajar bahkan menutupi pembunuhan. Aku akan membuat kau dipenjara
oleh anakmu sendiri!=
=Anakku..lepaskan dia.=
Young Joo
mematikan dan langsung terduduk lemah saat mendengar suara ayahnya,
Young Joo berteriak untuk mengeluarkan amarahnya. Tangis Young Joo
pecah.
Yoon
Sung diam-diam melihat kondisi Kim Jong Shik yang koma, saat berbalik
sudah ada Young Joo dengan tatapan kebencian kepada Yoon Sun dan
langsung menyerang Yoon Sung.
“Kau..jangan
biarkan orang lain yang menangkap dirimu! Akulah yang akan menangkap
dirimu! Aku akan selalu berada dibelakangmu, mengawasimu. Ingat
itu”ancam Young Joo.
Yoon Sung menyingkirkan tangan Young Joo dan berlalu pergi.
“Kau
bukanlah pahlawan, tapi seorang pembunuh!”ucap Young Joo yang kini
diliputi dendam. Yoon Sung yang mendengarnya mungkin benar-benar
mencelos. Bukan sebuah kata yang ingin Yoon Sung dengar, seorang
pembunuh. (Dan aku juga benci dengan adegan ini!)
Di
kamar kecil, Yoon Sung memandang dirinya di kaca, benarkah dia seorang
pembunuh? Tidak, bukan menjadi pembunuh yang dia inginkan!
Keesokan
harinya, atasan Young Joo salut kepada Young Joo yang tetap bekerja
seperti biasa walau dengan kejadian yang menimpa dirinya. Namun Atasan
Young Joo tetap tidak akan memberikan kasus City Hunter kepada dirinya.
“Aku akan meninggalkan kasus City Hunter, bagaimanapun aku akan mengambil alih tanggung jawab kasus suap Cheon Jae Man”
Atasan Young Joo keheranan. Young Joo berujar dia mendapat informasi bahwa Cheon Jae Man menggunakan dana pemilihan.
Atasan
Young Joo mengancam jika Young Joo membuat kacau kasus Cheon Jae Man
karena masalah dirinya yang kini menghadapi ayahnya yang seorang
kriminal dan dirinya saksi. Young Joo menjawab jika itu terjadi maka dia
akan melepas seragam seorang jaksa.
Rupanya setelah kejadian kemarin, Kim Na Na memberanikan diri untuk menemui Jin Pyo. Dan Jin Pyo benar-benar tidak menyangkanya.
“Apa alasannya kau ke sini?”tanya Jin Pyo.
“Aku
mohon lepaskan Lee Yoon Sung!”tegas Kim Na Na, “Biarkan Lee Yoon Sung
menjalani kehidupan yang normal dan bahagia. Mengancam diriku dan
menabrak ahujsi hanya untuk memanipulasi Yoon Sung bukan?”
“Sepertinya
kau tahu terlalu banyak”jawab Jin Pyo dengan tertawa sinis, “Apa yang
akan aku lakukan? Walaupun kau datang dengan mudah, tidak berarti kau
bisa pergi dengan mudah!”
“Jika aku menciut karena ancaman seperti itu maka aku hanya menjadi pengecut!”
Kim Na Na heran seharusnya Jin Pyo menyayangi Yoon Sung sebagai ayahnya. Bagiamana bisa dia berbuat sekejam itu?!
“Harus seberapa banyak Lee Yoon Sung menderita agar kau bisa berhenti?!”teriak Na Na.
Jin Pyo langsung menodongkan senjata api ke arah Na Na. Tanpa takut Na Na menghadapinya.
“Aku bisa membunuhmu sekarang Kim Na Na-ssi”
“Tidak apa-apa! Aku pernah menahan sebuah peluru!”
Jin
Pyo menurunkan senjatanya, akan sia-sia membunuh Na Na yang memiliki
pendirian teguh. Na Na pun mengancam tidak akan tinggal diam jika Jin
Pyo tetap menyulitkan Yoon Sung. Hanya itu yang ingin diucapkan Na Na.
Cheon
Jae Man mendapatkan kabar jika Kim Jong Shik dalam keadaan koma, yang
sebenarnya Cheon Jae Man berharap Kim Jong Shik mati.
“Tetap memonitori keadaan Kim Jong Shik, jika ada tanda dia akan bangun, urus dia!”perintah Cheon Jae Man.
Di
rumah sakit saat melihat Na Na, Yoon Sung langsung marah-marah karena
dia pergi sendiri dan mematikan telpon genggamnnya. Rupanya Yoon Sung
mengkhawatirkan Na Na yang telah mengetahui Kim Youg Joo adalah anak Kim
Jong Shik.
“Kau tahu dari awal bukan, makanya kau tidak mengijinkan aku mendengarkan rekaman atau melihat rekaman video”ucap Na Na.
“Apa kau baik-baik saja?”
“Kenyataan tidak bisa diubah”balas Na Na.
Keduanya
dikejutkan dengan pernyataan di hadapan para wartawan. Cheon Jae Man
menyatakan bahwa kalung militer yang dikalungkan di Lee Kyung Hwa dan
Seo Yong Hak adalah prajurit yang hilang tahun 1983.
“Ketika mereka mencuri rahasia militer dan melarikan diri. Di tengah laut mereka tewas karena serangan kami”jelas Cheon Jae Man.
Tentunya
Yoon Sung terbelalak tidak percaya tindakan Cheo Jae Man yang berani
mengkambing hitamkan ayahnya yang juga tewas. Cheon Jae Man melanjutkan
dia merahasiakan dengan alasan peristiwa Aung San yang membuat keadaan
krisis sehingga menutup kasus tersebut sebagai kejahatan kriminal.
“Apakah City Hunter kemungkinan ada kaitannya dengan orang-orang itu?”tanya salah satu reporter.
“Benar
sekali! Apapun yang berkaitan dengan tindakan City Hunter selama ini
hanya untuk membalas dendam kejadian itu!”jawab Cheon Jae Man dan
menyuruh masyarakat untuk tidak menganggap City Hunter seorang pahlawan.
Jin
Pyo pun menyaksikan wawancara tersebut di kediamannya. Dengan
pernyataan tersebut Jin Pyo tentu saja tahu dialah satu dari kelima
orang itu, sedang anak buah Jin Pyo tersulut kemarahannya karena orang
yang rela berkorban demi negaranya dianggap dan dituduh kriminal.
Jin Pyo menahannya, “Sejak Cheon Jae Man memberikan lampu pertarungan, ini sungguh menarik”.
Jin
Pyo merasa saatnya dia harus menggunakan kekayaannya dari uang kotor
yang dihasilkanya itu, untuk mendekati Cheon Jae Man sebagai pengusaha.
“Siapa yang disebut kriminal?!”geram Yoon Sung, “Kau telah keluar dengan sendirinya Cheon Jae Man!”
Kim Na Na mengatakan bahwa rumah sakit itu di bawah Hye-Won group milik Cheon Jae Man.
Tiba-tiba seorang suster memanggil Yoon Sung dan mengabarkan kondisi Bae Shik Joong. Keduanya berlari ke kamar Shik Joong.
Terlihat
Shik Joong telah sadar, Yoon Sung sungguh gembira melihatnya. Shik
Joong masih kebingungan bagaimana bisa dirinya di rumah sakit? Yoon Sung
berterima kasih karena Shik Joong tidak mati.
“Yoon Sung, aku telah menemukan ibumu”ucap Shik Joong lirih, “Dia di kuil Putou”
Yoo
Sung bergegas ke kuil Putou, dan langsung menemui ibunya. Terlihat ibu
Yoon Sung terbaring lemah karena penyakitnya. Yoon Sung nanar melihat
kondisi ibunya, dia mendekati ibunya perlahan. Ibu Yoon Sung membuka
mata, keheranan melihat Yoon Sung dihadapannya. Kemudian,
“Anakku”ucap
ibunya lirih tak terbendung air matanya, “Aku tidak pernah melupakanmu.
Maafkan aku tidak mengenalimu saat pertama kali. Betapa kesalnya dirimu
pasti. Anakku”.
Yoon Sung masih gugup antara ingin
mengungkapkannya atau tidak. Tidak percaya ibunya mengenalinya tanpa dia
katakan. Ibu Yoon Sung menangis dipelukan Yoon Sung.
“Ibu”panggil Yoon Sung untuk pertama kalinya.
Yoon
Sung langsung membawa ibunya ke rumah sakit, dokterya menyuruhnya untuk
membawa ibunya ke ruang steril untuk mendapatkan perawatan kanker. Yoon
Sung diminta untuk menjaga kesehatannya sampai hasil DNA keluar apakah
sumsum tulang belakang mereka cocok.
Yoon Sung hanya meminta satu hal
kepada sang dokter. Sembunyikan identitasnya sebagai pendonor. Dokter
mengerti, Yoon Sung hanya berjaga-jaga seandainya pihak lain tahu
hubungan dia dengan ibunya terungkap.
Yoon Sung menggenggam tangan ibunya yang langsung tersadar.
“Mari kita ke ruang steril, ok?”pinta Yoon Sung yang dijawab anggukan kepala oleh ibunya.
“Aku
bersedia karena kini aku punya alasan untuk hidup”pungkas ibu Yoon
Sung, dan memaksa Yoon Sung untuk membawanya keluar hari itu juga,
sebelum dirinya menjalani perawatan dirinya ingin memasakan sesuatu
untuk Yoon Sung. Merupakan keinginan terbesar ibu Yoon Sung sebelum
pergi selamanya.
Mereka akhirnya tiba di rumah ibu Yoon Sung, ditahannya tangan ibunya saat hendak pergi menyiapkan makanan untuk Yoon Sung.
“Aku
minta maaf, aku pikir kau meninggalkanku dan aku membencimu. Aku hanya
ingin melihat ibu setelah meninggalkanku namun kau kini sakit terlihat
sangat menyedihkan itu membuat aku marah, kenapa?”jelas Yoon Sung.
Ibu Yoon Sung terlihat sedih.
“Tidak,
ibu yang harus meminta maaf yang tidak bisa melindungimu dan tidak bisa
mengenalimu saat pertama kali juga membiarkanmu melewati rasa
penderitaan. Ibu pasti akan hidup”
Yoon Sung menatap ibunya yang bersuka cita,
“Yoon Sung! Mari untuk selanjutnya hidup bahagia untuk waktu yang lama”
Yoon Sung menghapus air mata ibunya dan mereka berpelukan. Yoon Sung mengiyakan permintaan ibunya.
Di
luar anak buah Jin Pyo tersentuh dengan adegan pertemuan antara Yoon
Sung dan ibunya. Dia mengurungkan niat untuk memberi tahu Jin Pyo bahwa
ibu Yoon Sung di temukan. Saat berbalik, rupanya Jin Pyo telah tiba.
Jin
Pyo marah karena anak buahnya berani membantah tugasnya hanya karena
merasa tersentuh apa yang diilihatnya. Anak buahnya pergi, Jin Pyo
melihat diam-diam ke arah keduanya.
“Apakah kalian berdua akan mengerti aku?”gumam Jin Pyo lirih.
Yoon
Sung dan ibunya untuk pertama kalinya makan bersama berdua, Yoon Sung
sempat menyingkirkan kacang kedelai dari nasinya. Ibu Yoon Sung
mengungkapkan dia sama seperti ayahnya.
“Apakah Jin Pyo yang membesarkanmu?”
“Ya,
dia benar-benar memiliki harapan besar akan diriku”jawab Yoon Sung yang
tentunya harapan yang lain bukan seperti bayangan ibunya.
Yoon Sung pun menceritakan bahwa kaki Jin Pyo seperti itu karena mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Yoon Sung.
Ibunya benar-benar tidak menyangkanya,”Apa dia membuat dirimu dalam bahaya?”
Yoon Sung terlonjak dalam lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan tentang ayah kandungnya.
“Kehilangan
orang yang paling penting sangat sedih bukan? Berpisah dari orang yang
berharga bagi ibu membuat banyak penderitaan, orang-orang itu pasti akan
dihukum”ujar Yoon Sung yang tidak di mengerti oleh ibunya.
“Apa sesuatu telah terjadi? Katakan kepada ibu, Yoon Sung”
Yoon Sung mengelak dan mengatakan tidak ada apa-apa. Yoon Sung memakan kembali makanannya.
Kim
Na Na muncul, dan tersenyum saat melihat kebersamaan Yoon Sung dan
ibunya. Lalu memfotonya diam-diam. Sedang jauh dari mereka yang
berbahagia, di kediamannya, Jin Pyo membuka kembali foto lama ibu Yoon
Sung dengan muram.
Cheon
Jae Man saat mendiskusikan masalah perusahaannya, sekretarisnya
mengabarkan ada seorang investor dari Amerika yang ingin bertemu dengan
Cheon Jae Man.
Rupanya dia adalah Lee Jin Pyo. Sekretarinya sudah
memastikan identitas, perusahaan, asset, dan uang cash yang dimiliki Jin
Pyo memang benar.
Akhirnya Jin Pyo bertemu dengan Cheon Jae Mae, Jin Pyo menggunakan nama Steve Lee.
Shik
Joong telah sadar dan berangsur-angsur telah membaik. Yoon Sung yang
baru tiba begitu melihat Shik Joong langsung menggenggam tangan pamannya
itu, dan menyesalinya dirinya seharusnya berada di sisi Shik Joong.
“Bagaimana dengan ibumu?”
“Aku membayarnya rumah sakit dengan tunai, namun bagaimanapun hanya masalah waktu kita akan ditemukan!”
Dan
Yoon Sung berencana untuk memindahkan ibunya ke Amerika untuk tindakan
hati-hatinya. Dan saat semua perawatan sudah selesai dia benar-benar
akan membawanya ke Amerika. Mendengar Yoon Sung akan pergi jauh, Na Na
tertegun.
Na Na menyodorkan minuman saat Yoon Sung berjalan di lobi rumah sakit.
“Apa kau pikir kau akan bahagia dengan berada di sisiku?”tanya Yoon Sung, “Apa kau tidak takut? Apa kau tidak merinding?”
“Bukankah ahujsi tersadar sangat cepat? Jadi jangan terlalu merasa bersalah”ujar Na Na optimis.
“Dalam masa depanku, penuh ketidak pastian. Bersama denganku akan banyak bahaya!”, Yoon Sung menatap tajam Na Na.
Na
Na hanya menjawab ringan bahwa perasaan yang sudah diutarakannya kepada
Yoon Sung adalah milik dia sendiri dan tidak membiarkan Yoon Sung
bertanggung jawab akan dirinya.
Seketika
Na Na dibuat terkejut saat melihat sosok Jin Pyo bersama Cheon Jae Man.
Yoon Sung menarik Na Na untuk bersembunyi. Yoon Sung menyuruh Na Na
untuk kembali mobil sedangkan Yoon Sung mengikuti keduanya untuk
mengintai.
Terlihat Cheon Jae sedang memperlihatkan rumah sakit
kepada Jin Pyo, dan Jin Pyo pura-pura terkesan dengan interiornya. Yoon
Sung memperhatikan mereka, Jin Pyo melihat Yoon Sung. Sekretarisnya yang
juga melihat tersipu malu saat Yoon Sung sengaja tersenyum kepadanya.
Ada maksud lain tentunya.
Jin Pyo meminta ijin untuk ke kamar kecil, Yoon Sung mendatanginya.
“Jangan katakan ayah ingin berinvestasi untuk rumah sakit ini”sergah Yoon Sung.
“Untuk yang tertarik kepada uang kita harus menggunakannya sebagai kail”jawab Jin Pyo.
Yoon
Sung tidak yakin, dan malah berujar bisa jadi malah akan menjebak Jin
Pyo sendiri, Cheon Jae Man jelas bukan target yang mudah.
Jin Pyo meminta Yoon Sung untuk tidak mencemaskan dirinya.
“Aku tidak mengkhawatirkanmu, aku hanya ingin bilang jangan menghalangi jalanku!”
Jin Pyo kesal karena Yoon Sung semakin berani.
“Dendam haruslah tetap terlihat seperti balas dendam”ucap Jin Pyo.
Yoon
Sung kembali ke mobilnya. Yoon Sung mengabarkan bahwa ayahnya sudah
mulai menjalankan rencananya. Akan tetapi Yoon Sung tidak akan
memindahkan ibunya ke rumah sakit lain hanya karena rumah sakit itu
milik Cheon Jae Man. Tempat yang paling aman adalah yang bahaya.
Kim
Na Na mengajak Yoon Sung untuk ke rumahnya, dia berniat kembali ke
rumahnya karena dirasa keadaan sudah aman. Na Na pun berencana untuk
kembali bekerja di Blue House, Na Na tidak ingin di pecat kembali. Yoon
Sung tidak menduganya.
“Walaupun aku sudah kembali ke rumah, kau
harus tetap menyertakan aku dalam perlawananmu, ok? Benar-benar sulit
mencari partner sebaik aku kau tahu”jelas Na Na.
Yoon Sung terdiam. Na Na menyangkanya Yoon Sung marah karena sudah memindahkan barangnya ke rumahnya.
“Lupakan saja, hidup denganmu hanya menghabiskan persedian makanan di kulkas!”
Setibanya di rumah Na Na, Yoon Sung langsung merebahkan dirinya di sofa.
“Apa
kau benar-benar bisa tinggal sendirian? Itu bisa saja bahaya”jelas Yoon
Sung, yang dalam hatinya pasti mengkhawatirkan Na Na.
“Pendapatku,
bahaya yang paling besar adalah kau”, Na Na berniat untuk menarik Yoon
Sung untuk bangun, alih-alih Yoon Sung menarik Na Na sehingga posisi
mereka menjadi sunggung menakjubkan. Sungguh dekat.
Yoon Sung tersenyum, Na Na terbelalak kaget dan menjadi salah tinggah. Na Na berusaha melepaskan diri dari Yoon Sung.
“Aku sedang berfikir, seberapa banyak simpananku di bank (hah?)”, Yoon Sung menatap lekat Na Na, “Sejak kau begitu mahal”.
Na
Na langsung memukul bahu Yoon Sung dan bangkit. Yoon Sung terlonjak dan
meminta 100 ribu won karena Na Na menyentuh pundaknya.
Na Na membuat
secangkir kopi untuk menggantinya. Dia mengatakan jika ingin mengingat
Yoon Sung cukup membuat kopi sambil tersenyum riang.
Melihat itu
senyum Yoon Sung lenyap. Yoon Sung menolak untuk meminum kopi buatan Na
Na. Yoon Sung berniat pergi dan meminta Na Na untuk berjaga-jaga, jika
terjadi sesuatu harus menelepon dia. Na Na heran dengan sikap Yoon Sung.
Di luar, Yoon Sung mendesah, “hanya dengan melihat kopi membuat kau memikirkan aku? Ini tidak akan terjadi!”gumam Yoon Sung.
Di
kafetaria, Young Joo bersiap menyantap makan siangnya. Dia dia duduk,
staf lain menghindari dan menjauhi Young Joo. Terlihat Young Joo hanya
terdiam sedangkan orang-orang berlalu lalang tanpa menghiraukan Young
Joo.
Anak
buah buah Young Joo melapor kalau Cheon Jae Man dan Jin Pyo telah
bertemu dan kelihatan sangat mencurigakan dan kemungkinan mengarah ke
City Hunter. Dan tiba-tiba Cheon Jae Man berbicara tentang kejadian
tahun 1983 dan juga terlihat mencurigakan lalu anak buah Young Joo
memberikan artikel lama yang diminta yang berisi tentang kepulangan
presiden yang tiba-tiba karena sebuah tragedi dan penagawal presiden
adalah Park Mu Yeol atau ayah Yoon Sung dan Lee Jin Pyo.
Young
Joo mengatakan bahwa Park Mu Yeol adalah suami dari Lee Kyung Hee dan
bagaimana bisa seseorang yang tidak ada dalam catatan pengawal presiden
bisa berada dalam koran. Youg Joo merasa ada yang mmencurigakan yang
terjadi dan langsung pergi ke kantor pengawal di Blue house.
Jae
Hee tergesa-gesa berlari menuju ke suatu tempat dan tidak memperdulikan
Na Na yang memberitahu kalau Na Na sudah kembali bekerja. Ternyata Dae
Hye menemui Yoon Sung yang juga kembali bekerja di Blue House.
Dae
Hye mengajak Yoon Sung ke pantai, karena Yoon Sung mengatakan senang
melihat cewek berbikini jadi Dae Hye akan memakai bikini di pantai
tetapi pengawal Shin mengatakan jangan ke pantai karena akan sulit
menjaga Dae Hye di pantai lebih baik ke kolam renang saja dan akan
memakai bikini juga di sana. Mendengar pengawal Shin mengatakan itu, Ki
Joon pun tiba-tiba berteriak.
Setelah
semua meninggalkan Yoon Sung, Yoon Sung mengirim sms kepada Na Na dan
meminta uang 100.000 won. Na Na tersenyum dan memberitahu kalau Yoon
Sung ingin melihat ayahnya maka dapat melihat foto ayahnya di album
pengawal presiden.
Yoon
Sung langsung pergi melihat album foto tersebut. Ketika mencari album
di tahun 1983 ternyata tidak ada dan kemudian datang Young Joo
memberikan album 1983 keda Yoon Sung. Yoon Sung pun bertanya apa yang
dilakukan Young Joo sebagai jaksa dengan mencari sesuatu hal seperti
ini. Young Joo mengatakan kalau Young Joo ingin tahu tentang kejadian di
tahun 1983. Sepeninggal Young Joo, Yoon Sung langsung membuka album
tersebut dan menemukan foto ayahnya.
Young
Joo menemui Jin Pyo di rumah Jin Pyo dan memanggil Jin Pyo dengan nama
Lee Jin Pyo karena selama ini Young Joo mengenal Jin Pyo sebagai Steve
Lee. Young Joo mengatakan kalau Jin Pyo adalah pengawal presiden dulu
dan selamat dari serangan teroris dan bukan hanya keberuntungan yang
terjadi waktu itu.
Young Joo bertanya kenapa Jin Pyo
menyembunyikannya kebenaran waktu itu. Jin Pyo pun mengatakan apabila
mengatakan dari dulu maka orang-orang akan datang dengan berbagai
alasan. Young Joo mengancam Jin Pyo untuk jangan sekali-kali mendekati
Presiden Wan karena Jin Pyo akan menangggung akibatnya.
Na
Na mengajak Yoon Sung belanja untuk mengganti uang Yoon Sung. Tapi
karena harganya terlalu mahal maka Na Na hanya bisa membelikan Yoon Sung
sebuah dasi. Karena sudah membelikan Yoon Sung dasi maka Na Na pun
meminta Yoon Sung untuk terus mengikutsertakannya. Akhirnya Yoon Sung
setuju setelah sedikit member ceramah kepada Na Na.
Na
Na mengikuti Yoon Sung ke hotel dan melihat Yoon Sung dengan seorang
wanita sedang cek in. Na Na terkejut melihatnya. Ternyata wanita yang
bersama Yoon Sung adalah sekretaris Cheon Jae Man dan Yoon Sung sedang
berusaha mencari informasi. Setelah itu sekretaris itupun tertidur
karena Yoon Sung sudah memberikan obat tidur di dalam minuman sekretaris
itu. Yoon Sung pun pergi dan mengambil kartu identitas sekretaris itu.
Young
Sung bertemu dengan Na Na di Hotel. Na Na langsung mengatakan bahwa
wanita yang dibawa Yoon Sung adalah sekretaris Cheon Jae Man dan
bagaimana bisa membawa seorang wanita yang baru bertemu pertama kali ke
hotel. Dengan kesal Na Na pun meminta kunci mobil Yoon Sung dan akan
menyupiri Yoon Sung karena Yoon Sung terlihat lelah.
Cheon
Jae Man menjenguk Kim Jong Sik dan berharap Kim Jong Sik bisa cepat
sadar dari koma dan mengatakan jangan khawatir karena akan menangkap
City Hunter. Setelah Cheon Jae Man pergi ternyata tangan Kim Jong Sik
bergerak sedikit.
Di
luar Cheon Jae Man bertemu dengan Yoon Joo dan mengatakan kalau
mendengar Young Joo sedang menginvestigasinya dan bahkan di kantor
jaksa, Cheon Jae Man punya banyak mata dan telinga. Young Joo pun
mangatakan sangat berterimakasih atas wawancara yang dilakukan Cheon Jae
Man waktu itu tentang kejadian tahun 1983 dan akan memanggil Cheon Jae
Man dalam investigasi nantinya.
Setelah Young Joo pergi, Cheon
Jae Man mengatakan walaupun Young Joo adalah anak dari temannya, Cheon
Jae Man memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Young Joo.
Di
kantornya, Young Joo menerima telepon dari seseorang yang mengatakan
kalau ada kebocoran gas di rumah Young Joo. Young Joo pun langsung pergi
ke rumahnya dan lupa membawa hanphonenya.
Sementara itu Yoon
Sung mulai beraksi. Ketika akan masuk ke ruangan Cheon Jae Man, pengawal
mangatakan tidak boleh dan Yoon Sung pun langsung menghajar
pengawa-pengawal tersebut sampai pingsan. Setalah para pengawal itu
pingsan, Yoon Sung mendudukkan para pengawal itu seperti posisi sedang
bekerja.
Setelah
membereskan pengawal, Yoon Sung dengan leluasa masuk kemudian menelpon
sekretaris Cheon Jae Man. Yoon Sung mengatakan bahwa sebenarnya mau
mengunjungi sekretaris tapi tertahan sehingga tidak bisa masuk dan
menyuruh sekretaris untuk menemuinya di luar. Sekretaris tidak bisa dan
tentu saja Yoon Sung mengatakan akan pergi dan dengan segera sekretaris
Jae Man mengatakan akan minta ijin kemudian menemui Yoon Sung. Yoon Sung
pun tersenyum karena taktiknya berhasil.
Setelah
sekretaris Jae Man keluar, Yoon Sung pun masuk ke ruangan Jae Man
dengan memakai id card sekretaris Jae Man. Yoon Sung melihat sekeliling
dan dan dengan hati-hati menempelkan mini camera di balik pintu kantor
Jae Man.
Yoon
Sung pun keluar dan membuka handphonenya dan melihat hasih rekaman. Di
dalam rekaman tersebut terlihat seseorang memberikan sebuah buku yang
berisi dokumen rahasia kepada Jae Man yang juga yang sedang di cari oleh
Young Joo, Buku Rahasian 2030. Begitu orang yang memberikan buku kepada
Jae Man pergi, Jae Man langsung membakar buku tersebut agar tidak ada
orang yang akan mengetahui apa isi dokumen yang ada di buku tersebut.
Sebelum
buku itu sempat terbakar, Jae Man menerima telepon dari suruhannya dan
memerintahkan untuk membunuh Young Joo seolah-olah kematian Young Joo
adalah bunuh diri.
Young
Sung terkejut mendengarnya dan langsung menghubungi Young Joo tetapi
yang mengangkat adalah bawahan Young Joo dan mengatakan kalau Young Joo
pulang karena ada kebocoran gas dirumahnya. Mendengar itu, Yoon Sung
langsung pergi ke rumah Young Joo.
Sementara Young Joo di rumahnya
tidak menemukan gas yang bocor kemudian menghubungi penjaga dan
mengatakan kalau tidak ada gas yang bocor di rumahnya. Penjaga pun
mengatakan kalau dia tidak pernah menghubungi Young Joo. Young Joo
sedikit terkejut mendengarnya kemudian kembali ke mobil.
Ketika
sudah masuk ke mobilnya, Young Joo langsung dibekap dari belakang dan
dibius. Young Joo melawan tetapi karena sudah dibius maka Young Joo pun
langsung tak sadarkan diri. Penjahat itu pun keluar dan kemudian membuka
sesuatu di dalam mobil sehingga mengeluarkan gas dan mengunci otomatis
pintu mobil Young Joo.
Young
Yoo pun terbangun setelah mencium bau asap di dalam mobilnya. Young Joo
berusaha membuka pintu mobilnya tetapi tidak bisa. Kemudian datang Yoon
Sung mencari mobil Young Joo. Kepala Young Joo pun jatuh ke stir mobil
dan tangannya menekan klakson mobil.
Yoon Sung langsung berlari ke
arah bunyi klakson mobil dan melihat Young Joo yang sudah lemas di dalam
mobil. Yoon Joo berusaha membuka pintu mobil dam berteriak memanggil
Young Joo tapi Young Joo sudah tidak sadarkan diri sehingga tidak
mendengar teriakan Yoon Sung.
Yoon
Sung pun langsung memecahkan kaca mobil denagan tangannya dan berhasil
mengeluarkan Young Joo dari mobil. Yoon Sung langsung memeriksa nafas
Young Joo. Begitu yakin Young Joo masih bernafas, Yoon Sung lansung
pergi tetapi tiba-tiba kaki Yoon Sung di tangkap oleh Young Joo.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar