Minggu, 27 Mei 2012

[CERPEN] CARIBEAN BAY (CABI)


Mega, Ashri, dan Tiwi, mereka bertiga adalah sekumpulan sahabat. Ashri yang menyetir mobil Ferarri 158 berwarna merah sedang bersenda gurau dengan Mega yang duduk di sampingnya. Sedangkan Tiwi sedang asyik bermain ponsel di jok belakang.
***
Di sisi lain...
Iqbal, Maulana, dan Hairul juga sedang mengendarai mobil Ferarri 158 berwarna hitam. Mereka bertiga berhenti di sebuah tempat yang di atasnya terdapat plang bertuliskan “CARIBEAN BAY”. Selain mereka bertiga, Ashri, Mega, dan Tiwi juga berhenti di tempat yang sama.
Ashri keluar dari mobil dan menatap plang itu. Hairul pun melakukan hal yang sama dengan Ashri. Iqbal dan Maulana hanya mengobrol saja di mobil. Mega dan Tiwi juga ikut keluar untuk melihat plang itu.
                “Bagaimana jika kita bertiga mengikuti pelatihan ini?” tawar Ashri.
                “Sepertinya itu sangat menarik. Aku setuju untuk mengikutinya. Mega, bagaimana denganmu?” tanya Tiwi.
                “Baiklah. Ayo kita ikuti pelatihan itu,” jawab Mega.
Hairul sepertinya juga tidak mau kalah dengan grup cewek itu. Hairul kemudian mengajak kedua temannya untuk mengikuti pelatihan juga. Iqbal yang awalnya tidak mau juga akhirnya mau ikut.
                “Ya,ya, ya. Aku ikut, aku ikut,” kata Iqbal akhirnya.
***
Hari ini adalah hari awal pelatihan. Ashri, Mega, dan Tiwi kemudian ke locker tempat ganti mereka untuk mengganti baju yang dipake dengan pakaian khusus murid CABI.
Begitu halnya dengan Hairul, Iqbal, dan Maulana. Dengan gaya mereka yang cool mampu menarik perhatian para wanita yang dilewati mereka.
Kali ini waktunya pemanasan. Setelah pemanasan, sang pelatih memberikan arahan. Saat itu pula, Hairul memandangi Ashri. Sepertinya Hairul menyukai Ashri. Ashri tidak menyadari tatapan Hairul. Jadi, dia hanya cuek saja dan mendengarkan arahan pak pelatih.
                “Dalam latihan ini diperlukan kedisiplinan. Jika ada salah satu di sini yang tidak sanggup sebaiknya mengundurkan diri saja. Setiap ada yang melakukan pelanggaran akan diberikan hukuman berjalan sambil jongkok. Mengerti?!” kata Pak Pelatih.
                “Mengerti!” jawab semua murid CABI dengan penuh semangat dan serempak pastinya.
***
Pelatihan pertama adalah berenang dengan baik dan benar. Kecepatan berenang juga menentukan baik atau tidaknya latihan renang tersebut.
Terjadi persaingan yang sangat ketat antara grup cewek (Ashri, Mega, dan Tiwi) dan grup cowok (Hairul, Iqbal, dan Maulana). Semuanya terbukti saat perolehan skor yang akhirnya hasilnya sama.
***
Saat istirahat, semua murid CABI boleh berjalan-jalan di sekitar pantai yang ada di depan asrama CABI. Mega duduk sambil mengoleskan tabir surya di tangannya. Iqbal kemudian duduk di sampingnya.
                “Bolehkah aku membantumu mengoleskannya?” tawar Iqbal.
                “Silahkan, terimakasih ya,” kata Mega.
Berbeda dengan Tiwi dan Maulana. Maulana menghampiri Tiwi yang sedang asyik memainkan ponselnya.
                “Kau itu sangat cantik ya. Oh ya, apa kau tau perbedaanmu dengan matahari?” gombal Maulana.
                “Tidak. Memangnya apa?” Tiwi tersipu malu.
                “Perbedaannya adalah jika matahari menyinari bumi, jika kau menyinari hatiku dengan pesonamu. Benar kan?” sayangnya, karena Pak Pelatih datang, Tiwi kemudian pergi.
                “Benar,” Pak Pelatih sudah berdiri di belakang Maulana.
                “Eh, bapak. Saya pergi dulu ya Pak,” Maulana langsung kabur.
Ashri hanya duduk sendiri saja. Hairul sedang duduk bersama Maulana, memandangi Ashri dari jauh. Ashri tidak menyedarinya. Ashri juga sepertinya sangat membenci Hairul.
***
Ashri sedang bersenda gurau dengan Iqbal dan Maulana. Tiba-tiba Hairul datang. Ashri yang melihat kedatangan Hairul langsung pergi begitu saja. Hairul sadar bahwa Ashri sangat membenci dirinya. Tapi dia tidak tahu kenapa Ashri membencinya.
***
Kali ini pelatihan penyelamatan kelompok. Satu kelompok isinya 6 orang. Setiap perenang berpasangan. Ashri dengan Hairul. Mega dengan Iqbal. Tiwi dengan Maulana. Saat pelatihan, Ashri sempat hampir terjatuh. Hairul menolongnya, tapi Ashri malah marah dan langsung meninggalkan Hairul. Hairul hanya terdiam saja.
Terlihat dari pandangan Ashri, Hairul sedang mengobrol dengan Mega dan Tiwi. Entah apa yang merasuk ke dalam tubuh Ashri hingga ia menjadi cemburu. Tapi, dia tetap cuek saja.
Ashri memutuskan untuk duduk di pinggir pantai buatan yang ada di pelatihan CABI. Hairul melihatnya, dia kemudian duduk juga di sebelah Ashri. Mereka hanya diam. Tak ada yang berani membuka suara. Ashri pergi lagi.
***
Malamnya, Hairul memikirkan `kejadian bersama Ashri selama di pelatihan CABI. Padahal besok sudah hari terakhir mereka bersama. Hairul yang sedang tiduran di sofa, keluar. Kedua temannya heran padanya.
Ashri sedang meminum cappuccino hangat dan duduk di sofa. Mega sedang senam. Tiwi sedang berkaca. Ashri memikirkan hal yang sama dengan Hairul. Tiba-tiba Ashri meletakkan cangkir cappuccinonya dan keluar. Hal itu juga membuat kedua teman Ashri merasa heran.
Di depan pantai buatan Ashri bertemu Hairul. Ashri dan Hairul hanya diam dengan tatapan kosong ke arah depan sana. Tapi, tiba-tiba keduanya saling memandang dan tertawa.
                “Ku rasa, lebih baik kita tidak bermusuhan seperti ini,” kata Hairul.
                “Iya. Aku juga berpikir begitu,” kata Ashri.
***
Ashri dan Hairul bersenda gurau. Lari-lari di pinggiran laut buatan itu, dll. Yang mereka lakukan ternyata dilihat Pak Pelatih. Akibatnya mereka berdua dihukum jalan jongkok. Selesai hukuman,mereka berdua berlari bersama. Pak Pelatih hanya bisa geleng-geleng kepala.
***
Pelatihan terakhir berubah menjadi pesta air. Berlarian ke atas untuk menaiki perosotan. Ashri sepertinya kelelahan.
                “Kau kenapa?” Hairul memegang pundak Ashri.
                “Tenanglah. Aku baik-baik saja,” Ashri melepaskan tangan Hairul.
***
Ini adalah malam yang sangat membahagiakan. Ashri ditarik Hairul untuk berjoget di tengah-tengah. Mega diajak berjoget dengan Iqbal. Mungkin pasangan Mega dan Iqbal itu pasangan terkeren hingga semua orang di sana mengikuti dancenya. Tiwi didekati Maulana dan berjoget juga. Selesai pesta Hairul mencium kening Ashri.
                “Maukah kau menjadi pacarku?” tanya Hairul.
                “Aku mau,” jawab Ashri.
Hairul segera membopong Ashri pergi.

_THE END_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar