Mega,
Ashri, dan Tiwi, mereka bertiga adalah sekumpulan sahabat. Ashri yang menyetir
mobil Ferarri 158 berwarna merah sedang bersenda gurau dengan Mega yang duduk
di sampingnya. Sedangkan Tiwi sedang asyik bermain ponsel di jok belakang.
***
Di
sisi lain...
Iqbal,
Maulana, dan Hairul juga sedang mengendarai mobil Ferarri 158 berwarna hitam.
Mereka bertiga berhenti di sebuah tempat yang di atasnya terdapat plang
bertuliskan “CARIBEAN BAY”. Selain mereka bertiga, Ashri, Mega, dan Tiwi juga
berhenti di tempat yang sama.
Ashri
keluar dari mobil dan menatap plang itu. Hairul pun melakukan hal yang sama
dengan Ashri. Iqbal dan Maulana hanya mengobrol saja di mobil. Mega dan Tiwi
juga ikut keluar untuk melihat plang itu.
“Bagaimana jika kita bertiga
mengikuti pelatihan ini?” tawar Ashri.
“Sepertinya itu sangat menarik.
Aku setuju untuk mengikutinya. Mega, bagaimana denganmu?” tanya Tiwi.
“Baiklah. Ayo kita ikuti
pelatihan itu,” jawab Mega.
Hairul
sepertinya juga tidak mau kalah dengan grup cewek itu. Hairul kemudian mengajak
kedua temannya untuk mengikuti pelatihan juga. Iqbal yang awalnya tidak mau
juga akhirnya mau ikut.
“Ya,ya, ya. Aku ikut, aku ikut,”
kata Iqbal akhirnya.
***
Hari
ini adalah hari awal pelatihan. Ashri, Mega, dan Tiwi kemudian ke locker tempat
ganti mereka untuk mengganti baju yang dipake dengan pakaian khusus murid CABI.
Begitu
halnya dengan Hairul, Iqbal, dan Maulana. Dengan gaya mereka yang cool mampu
menarik perhatian para wanita yang dilewati mereka.
Kali
ini waktunya pemanasan. Setelah pemanasan, sang pelatih memberikan arahan. Saat
itu pula, Hairul memandangi Ashri. Sepertinya Hairul menyukai Ashri. Ashri
tidak menyadari tatapan Hairul. Jadi, dia hanya cuek saja dan mendengarkan
arahan pak pelatih.
“Dalam latihan ini diperlukan
kedisiplinan. Jika ada salah satu di sini yang tidak sanggup sebaiknya
mengundurkan diri saja. Setiap ada yang melakukan pelanggaran akan diberikan
hukuman berjalan sambil jongkok. Mengerti?!” kata Pak Pelatih.
“Mengerti!” jawab semua murid
CABI dengan penuh semangat dan serempak pastinya.
***
Pelatihan
pertama adalah berenang dengan baik dan benar. Kecepatan berenang juga
menentukan baik atau tidaknya latihan renang tersebut.
Terjadi
persaingan yang sangat ketat antara grup cewek (Ashri, Mega, dan Tiwi) dan grup
cowok (Hairul, Iqbal, dan Maulana). Semuanya terbukti saat perolehan skor yang
akhirnya hasilnya sama.
***
Saat
istirahat, semua murid CABI boleh berjalan-jalan di sekitar pantai yang ada di
depan asrama CABI. Mega duduk sambil mengoleskan tabir surya di tangannya.
Iqbal kemudian duduk di sampingnya.
“Bolehkah aku membantumu
mengoleskannya?” tawar Iqbal.
“Silahkan, terimakasih ya,” kata
Mega.
Berbeda
dengan Tiwi dan Maulana. Maulana menghampiri Tiwi yang sedang asyik memainkan ponselnya.
“Kau itu sangat cantik ya. Oh
ya, apa kau tau perbedaanmu dengan matahari?” gombal Maulana.
“Tidak. Memangnya apa?” Tiwi
tersipu malu.
“Perbedaannya adalah jika
matahari menyinari bumi, jika kau menyinari hatiku dengan pesonamu. Benar kan?”
sayangnya, karena Pak Pelatih datang, Tiwi kemudian pergi.
“Benar,” Pak Pelatih sudah
berdiri di belakang Maulana.
“Eh, bapak. Saya pergi dulu ya
Pak,” Maulana langsung kabur.
Ashri
hanya duduk sendiri saja. Hairul sedang duduk bersama Maulana, memandangi Ashri
dari jauh. Ashri tidak menyedarinya. Ashri juga sepertinya sangat membenci
Hairul.
***
Ashri
sedang bersenda gurau dengan Iqbal dan Maulana. Tiba-tiba Hairul datang. Ashri
yang melihat kedatangan Hairul langsung pergi begitu saja. Hairul sadar bahwa
Ashri sangat membenci dirinya. Tapi dia tidak tahu kenapa Ashri membencinya.
***
Kali
ini pelatihan penyelamatan kelompok. Satu kelompok isinya 6 orang. Setiap
perenang berpasangan. Ashri dengan Hairul. Mega dengan Iqbal. Tiwi dengan
Maulana. Saat pelatihan, Ashri sempat hampir terjatuh. Hairul menolongnya, tapi
Ashri malah marah dan langsung meninggalkan Hairul. Hairul hanya terdiam saja.
Terlihat
dari pandangan Ashri, Hairul sedang mengobrol dengan Mega dan Tiwi. Entah apa
yang merasuk ke dalam tubuh Ashri hingga ia menjadi cemburu. Tapi, dia tetap
cuek saja.
Ashri
memutuskan untuk duduk di pinggir pantai buatan yang ada di pelatihan CABI.
Hairul melihatnya, dia kemudian duduk juga di sebelah Ashri. Mereka hanya diam.
Tak ada yang berani membuka suara. Ashri pergi lagi.
***
Malamnya,
Hairul memikirkan `kejadian bersama Ashri selama di pelatihan CABI. Padahal
besok sudah hari terakhir mereka bersama. Hairul yang sedang tiduran di sofa,
keluar. Kedua temannya heran padanya.
Ashri
sedang meminum cappuccino hangat dan duduk di sofa. Mega sedang senam. Tiwi
sedang berkaca. Ashri memikirkan hal yang sama dengan Hairul. Tiba-tiba Ashri
meletakkan cangkir cappuccinonya dan keluar. Hal itu juga membuat kedua teman
Ashri merasa heran.
Di
depan pantai buatan Ashri bertemu Hairul. Ashri dan Hairul hanya diam dengan
tatapan kosong ke arah depan sana. Tapi, tiba-tiba keduanya saling memandang
dan tertawa.
“Ku rasa, lebih baik kita tidak
bermusuhan seperti ini,” kata Hairul.
“Iya. Aku juga berpikir begitu,”
kata Ashri.
***
Ashri
dan Hairul bersenda gurau. Lari-lari di pinggiran laut buatan itu, dll. Yang
mereka lakukan ternyata dilihat Pak Pelatih. Akibatnya mereka berdua dihukum
jalan jongkok. Selesai hukuman,mereka berdua berlari bersama. Pak Pelatih hanya
bisa geleng-geleng kepala.
***
Pelatihan
terakhir berubah menjadi pesta air. Berlarian ke atas untuk menaiki perosotan.
Ashri sepertinya kelelahan.
“Kau kenapa?” Hairul memegang
pundak Ashri.
“Tenanglah. Aku baik-baik saja,”
Ashri melepaskan tangan Hairul.
***
Ini
adalah malam yang sangat membahagiakan. Ashri ditarik Hairul untuk berjoget di
tengah-tengah. Mega diajak berjoget dengan Iqbal. Mungkin pasangan Mega dan
Iqbal itu pasangan terkeren hingga semua orang di sana mengikuti dancenya. Tiwi
didekati Maulana dan berjoget juga. Selesai pesta Hairul mencium kening Ashri.
“Maukah kau menjadi pacarku?”
tanya Hairul.
“Aku mau,” jawab Ashri.
Hairul
segera membopong Ashri pergi.
_THE
END_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar